Makan Bergizi di Tangsel Dimulai, Targetnya 235 Siswa

      Makan bersama di SDN Lengkong Wetan


Cipasera -  Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah pusat berlangsung di tujuh sekolah, diantaranya di SDN Lengkong Wetan 1 Tangerang Selatan, Banten. 

Kepala Dinas Dindikbud Tangsel Deden Deni mengatakan, hari pertama MBG di Tangsel  semua makanannya dari Badan Gizi Nasional. 

"Ini kami selenggarakan sambil kami menunggu juknis buat keberlanjutannya seperti apa khusus di sekolah-sekolah lain," ujar  Deden Deni, Senin (06/01/2025).

Deni menambahkan bahwa mekanisme MBG saat ini masih dilakukan oleh Badan Gizi Nasional, sehingga baru menyasar 7 sekolah yang terletak di dekat dapur umum. Salah satunya, di SDN Lengkong Wetan 1.

"Kurang lebih di SDN Lengkong Wetan 1 ada 500 sekian siswa yang sudah didistribusikan. Sudah dilakukan makan siangnya. Alhamdulillah sukses, tadi saya tanya bagaimana ke guru, makanan tidak sisa berarti kan menunya sesuai dengan anak-anak," ujarnya.

Ditambahkan olehnya, target penerima program (MBG) di Tangsel ada 235 ribu siswa dari jenjang TK sampai SMP.

"Kita tunggu arahan dari BGN. Tentu kan itu harus seragam harus sama kemasannya supaya semua seragam dengan ketentuan yang ditetapkan BGN kita tunggu, mudah-mudahan dalam waktu dekat," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Kota Tangsel, Nindy Sabrina, menambahkan pihaknya menyiapkan menu yang berbeda setiap harinya agar para siswa tidak merasa bosan.

"Biar tidak bosan, jadi setiap hari selama 22 hari itu menunya selalu berbeda. Menu yang kami buat mengikuti standardisasi gizi yang sudah ditetapkan," kata Nindy.

Program MBG yang dimulai pada hari ini memiliki target awal melibatkan 7 sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMA yang berada di Kota Tangsel.

Menu yang disiapkan pun sudah dipastikan memiliki kandungan karbohidrat, protein, hingga lemak yang sudah ditentukan oleh ahli gizi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel juga selalu memantau dan memastikan makanan yang diberikan sudah higienis.

"Kami sebenarnya menyesuaikan jam-jam. Jadi kalau anak SD kelas 1 sampai kelas 3, kadang mereka pulangnya pukul 10.00 WIB. Jadi kami kasihnya pukul 09.00 WIB," ujarnya.

Dapur yang berfungsi untuk menyiapkan makanan dalam program MBG ini juga sudah dirancang sedemikian rupa untuk bisa melayani dan membuat makanan untuk 3.000 siswa, lokasinya pun tak jauh dari sekolah. Selain itu, program ini juga melibatkan puluhan tenaga kerja yang merupakan warga lokal sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.(red/*)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel