Konsumen Muslim Perlu Tahu, Ada 49 Nama atau Istilah Unsur Babi
Ilustrasi bagian babi yang sering digunakan.
Cipasera - Pemerintah sedang gencar melalukan labelisasi halal terhadap produk makanan dan minuman, maupun produk - produk barang komsumsi lain. Salah satu tujuannya, labelisasi halal adalah agar konsumen muslim terlindungi. Namun, banyak produk yang masih menggunakan zat yang mengandung babi dengan istilah lain. Ada 49 unsur babi yang memiliki nama berbeda. Berikut 49 nama atau istilah unsur babi.
1. Hog: babi dewasa dengan berat lebih dari 50 kilogram.
2. Pig: istilah umum untuk seekor babi muda, berat kurang dari 50 kilogram.
3. Pork: istilah yang digunakan untuk daging babi dalam masakan.
4. Porcine: istilah yang digunakan restoran untuk menyebut adanya kandungan babi di dalam olahan makanan. Bisa dari minyak, lemak, tulang, hingga daging babi.
5. Sow: istilah untuk babi betina dewasa. 6. Sow milk: susu babi yang memiliki komposisi lemak lebih tinggi dari susu sapi.
7. Ham: daging babi bagian paha. 8. Bacon: daging babi yang diasinkan.
9. Swine: istilah untuk menyebut pengolahan daging babi secara umum. Bisa daging bakar, babi guling, babi goreng, dan sebagainya.
10. Zhu rou: merupakan bahasa Mandarin resmi dari daging babi. 11. Butaniku, Nuraniku: babi dalam bahasa Jepang.
12. Yakibuta: babi panggang dalam bahasa Jepang. 13. Nibuta: hidangan dari pundak babi di Jepang. 14. Boar: istilah lain untuk menyebut babi liar, babi hutan, atau celeng.
15. Char siu: olahan barbekyu ala masakan Tionghoa. 16. Bak: istilah untuk iga babi. Dikenal juga dengan nama bak kut teh dan bak kwa.
17. Dwaeji: merupakan bahasa Korea untuk menyebut babi. 18. Tonkatsu: istilah untuk irisan daging babi dalam kuliner Jepang. Biasanya diolah dengan cara dibalut tepung roti, digoreng, lalu disajikan bersama saus.
19. Tonkotsu: mirip dengan tonkatsu, namun terdiri dari ramen dan daging babi.
20. Kakuni: merupakan salah satu kuliner khas Jepang berupa perut babi yang dimasak perlahan hingga empuk dan lembut.
21. Lard: istilah yang digunakan dalam industri makanan untuk menyebut lemak babi.
22. B2: biasanya digunakan untuk menyebut makanan berbahan daging babi di Indonesia.
23. Cu Nyuk: daging babi dalam bahasa Khek atau Hakka. 24. Khinzir: babi dalam bahasa Arab dan Melayu.
25. Pig feet atau trotters: merupakan kaki babi yang biasa dimasak dan dihidangkan dalam berbagai masakan Tionghoa dan Barat.
26. Pig ears: merupakan telinga babi yang populer menjadi hidangan di berbagai masakan Tionghoa.
27. Pig skin: merupakan kulit babi yang sering digunakan sebagai bahan dasar dalam produk makanan seperti keripik kulit babi, kerupuk kulit, kerupuk rambak, dan chicharon. Ciri kulit babi adalah tanda tapak kaki bintik tiga yang khas. Jika menjumpai tanda tersebut di kerupuk, sebaiknya dihindari.
28. Lapchiong atau lap cheong: adalah sosis yang terbuat dari daging babi. Lapchiong berasal dari tradisi kuliner Tionghoa dan sangat populer di berbagai masakan Asia, terutama dalam masakan Kanton.
29. Gelatin babi: pada industri makanan, gelatin banyak digunakan dalam cokelat, susu, marshmallow, permen, jelly, dan lain-lain. Sedangkan pada industri kosmetik, gelatin digunakan sebagai bahan pembuatan cream. Adapun pada industri farmasi, gelatin digunakan sebagai bahan untuk pembuatan kapsul keras dan kapsul lunak.
30. Samcan: istilah yang digunakan untuk menyebut bagian daging babi yang terdiri dari lapisan daging dan lemak. Samcan sama dengan istilah pork belly dalam bahasa Inggris, karena berasal dari bagian lemak perut babi. Hidangan ini biasa diolah dengan cara digoreng kering dan garing, atau dibuat menjadi babi panggang renyah atau babi kecap.
31. Sekba atau bektim: merupakan hidangan khas Tionghoa Indonesia yang terbuat dari jeroan babi. Hidangan ini biasanya direbus dalam kuah sup yang berbahan dasar kecap, bawang putih, dan rempah-rempah.
32. Char siu: istilah untuk babi panggang merah yang berasal dari masakan Kanton, Guangdong, Tiongkok.
34. Guanciale: bagian pipi babi yang diawetkan dan sering digunakan dalam masakan Italia, seperti pasta dan carbonara.
35. Prosciutto: daging babi yang dikeringkan dan diiris tipis. Hidangan ini berasal dari Italia. 36. Salami: sosis yang terbuat dari daging babi yang diawetkan. Biasa ditemukan dalam masakan Italia.
37. Chorizo: sosis babi yang memiliki rempah asal Spanyol dan Meksiko. 38. Pancetta: daging bagian perut babi yang diawetkan lalu dipotong dadu, sering dijumpai dalam masakan Italia.
39. Mortadella: sosis ukuran besar yang terbuat dari lemak dan daging babi cincang, berasal dari Italia.
40. Sukiyaki: hidangan babi khas Jepang 41. Lardon: potongan kecil lemak atau daging babi yang digunakan untuk memberi rasa pada makanan.
42. Chashu: babi panggang yang biasa disajikan sebagai topping pada ramen. 43. Butabara: bagian perut babi yang digunakan dalam berbagai hidangan Jepang.
44. Boudin: sosis yang berasal dari darah babi dan biasa ditemukan di Prancis. 45. Coppa: daging babi yang diasinkan dan diawetkan, berasal dari Italia. 46.
Tocino: daging babi yang direndam dengan bumbu manis, berasal dari Filipina. 47. Kassler: babi asap yang biasa ditemukan di Jerman. 48. Pepperoni: sosis pedas yang biasa digunakan sebagai topping pizza di Amerika.
49. Mu; Cu; Nyuk; Cu-Riu; Cha; Siu: nama lain daging babi dalam komposisi makanan. (Red/ajnn)