SMA Neg 8 Tangsel "Disegel", Begini Kata Ahli Waris
Spanduk di pintu gerbang SMA Neg 8 Tangsel
Cipasera - Dituding tak pernah bayar pajak selama 10 tahun, gerbang SMAN 8 Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten ditutup plang spanduk. Akibatnya, sekolahan sepi seperti tak ada aktivitas, Senin 08/07/24.
Sewaktu wartawan hendak konfirmasi, Pos sekuriti di dekat gerbang, kosong. Tak terlihat pula staf pengajar. Padahal sekarang daftar ulang PPDB 2024 sudah dimulai.
Menurut Sugenda, ahli waris tanah milik Mardjuki Bin Ukrib’ yang juga jadi lokasi SMAN 8 Cireunde, spanduk dan plang sudah dua hari dipasang. "Kami pasang plang dan spanduk, intinya kami minta perhatian dari pemerintah Provinsi Banten bahwa sampai saat ini kami ahli waris yang bayar pajak. Sebab kami yang ditagihkan pajak bumi dan bangunan,” kata Sugenda.
Sugenda menambahkan bahwa tagihan Pajak Bumi dan Bangunan untuk lahan seluas 7.750 meter persegi tersebut dibebankan kepada ahli waris dengan tiap tahunnyamencapai Rp84 juta lebih. Padahal SMAN3 juga menempati tanah tersebut. Lahan yang dipakai sekolah seluas 4.955 meter persegi, sisanya pihak waris yang gunakan.
Pemasangan plang dan spanduk ini bertujuan untuk mengetuk kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Ahli waris menuntut ganti rugi sebesar Rp8 juta per meter, meskipun ada putusan MA soal sengketa tersebut.
Memang pihak waris dan sekolah sengketa hukum. “Di Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi kami menang, tapi di Mahkamah Agung kami kalah. Namun, putusan kasasi tidak ada kejelasannya. Kami hanya minta ganti rugi, dulu permeter Rp8 juta, sekarang pasti berbeda, tapi kami masih bisa berkomunikasi dengan pemerintah,” ungkap Sugenda.
Saat ditanyakan kapan spanduk bertuliskan “Gedung Bangunan Sekolah ini Belum Pernah Bayar Pajak” akan dicopot, ahli waris enggan menjawab. Saat dikonfirmasi, perwakilan Dindikbud Prov Banten (KCD) di Tangerang Teguh, mengatakan, soal penutupan SMAN8 dengan spanduk sdh dilaporkan ke provinsi. (Red/t/ha)