Antisipasi Perbedaan Harga, Pemprov Banten Akan Koordibasi dengan Daerah
Cipasera - Pemerintah Provinsi mewaspadai dan antisipasi disparitas harga komoditas antar daerah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi Provinsi Banten terkendali di angka 3,15 persen.
"Ada beberapa hal yang berdasarkan komoditi yang perlu kita sikapi. Mulai dari daging ayam ras, telur, cabe merah, cabe keriting dan bawang putih. Itu yang sedang menjadi pokok perhatian kita," ungkap Pj Gubernur Banten usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Menteri M Tito Karnavian secara virtual di Pendopo Gubernur, Kota Serang, Senin (10/7/2023).
Dikatakan, langkah-langkah diambil di antaranya melakukan komunikasi dengan para pedagang dan juga peternak daging ayam ras dan telur ayam ras.
"Kita mendapatkan informasi bahwa omset para pedagang itu menurun, dan itu sedang kita dalami apakah dampak kenaikan harga atau faktor-faktor lainya," imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengantisipasi terjadinya disparitas harga komoditi.
"Di samping itu juga pada komoditi tertentu yang berbeda harganya antara kabupaten kota kita segera berkoordinasi, khususnya Kabupaten Lebak kemudian Kota Serang dan Kabupaten Tangerang," katanya.
Lebih lanjut, Al Muktabar menuturkan dalam mengantisipasi fluktuatif harga sejumlah komoditi, Pemprov Banten akan melakukan kerjasama dengan daerah-daerah penghasil. Dan meminta PT. Agrobisnis Banten Mandiri (ABM) untuk dapat mengkomunikasikan kepada pelaku usaha pada sektor pangan.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Babar Suharso menyampaikan untuk saat ini stok daging ayam ras di Provinsi Banten masih dalam keadaan terkendali.
"Untuk stok aman, memang dengan adanya kenaikan jagung ini berdampak. Karena berdasarkan informasi satgas pangan menyampaikan itu dapat berkontribusi sekitar 70-80 persen," tandasnya.(red/hm)