Ulah Mafia Tanah, Ditangkap Di Bandung, Esoknya Langsung Diserahkan Ke Kejari Tangerang.
ini dia wajah SL yg ditangkap di Bandung
Cipasera - Polisi menangkap SL, Senin, 8 Mei 2023 di Kecamatan Rancasari, Bandung, Jawa Barat. SL diduga memalsu surat tanah di wilayah Dadap Kab Tangerang, Banten.
"Benar, penangkapannya di Bandung kemarin (Senin, 8 Mei 2023). Pelaku Sutrisno Lukito melakukan pemalsuan surat tanah," ujar Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho kepada wartawan, Selasa, 9/5/2023
Kombes Zain menambahkan, sebelum penangkapan, pihaknya telah menetapkan pelaku sebagai daftar pencarian orang (DPO) yang dikeluarkan Polres Metro Tangerang Kota terkait kasus tersebut.
"Sebelum penangkapan itu, pelaku statusnya DPO, karena sudah dilakukan pemanggilan dua kali namun tidak diindahkannya untuk penyerahan tahap 2," katanya.
Setelah ditangkap, Zain mengungkapkan, pelaku diserahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Tangerang sebagai tindak lanjut dengan berkas perkara tersebut dinyatakan lengkap (P-21) oleh Jaksa Penuntut Umum (jPU).
"Hari ini (Selasa, 9 Mei 2023) pelaku dan barang bukti sudah kami serahkan ke Kejari Kota Tangerang sebagai tindak lanjut tahap berkas perkara dinyatakan lengkap (P-21). Sekarang pelaku ditahan di Lapas Pemuda Tangerang," jelasnya.
SL telah ditetapkan sebagai tersangka sejak 9 Februari 2023 lalu oleh Polres Metro Tangerang Kota, setelah yang bersangkutan dua kali mangkir dari panggilan penyidik pada saat akan diserahkan ke JPU.
Adapun status tersangka SL tertuang dalam Surat Pemberitahuan Penetapan Tersangka Nomor: B/13/II/RES.1.2./2023/Polres Metro Tangerang Kota, atas dugaan tindak pidana pemalsuan surat dan/atau menyuruh menempatkan keterangan palsu ke dalam akte otentik.
Hal itu tertuang dalam Pasal 263 Ayat (1) dan Ayat (2) KUHP Juncto Pasal 55 KUHP dan/atau Pasal 266 Ayat (1) dan Ayat (2) KUHP Juncto Pasal 55 KUHP, atas perkara sengketa tanah yang terjadi di Desa Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang pada Maret 2018 lalu.
Penetapan tersangka terhadap SL buntut dari dilaporkannya Djoko Sukamtono ke polisi oleh pemilik lahan, bernama Idris.
Modus pelaku yakni memalsukan data berupa surat kepala desa, yang didapati hasil rekayasa sebagai syarat pengajuan sertifikasi kepemilikan tanah di Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Modus pelaku yakni memalsukan data berupa surat kepala desa, yang didapati hasil rekayasa sebagai syarat pengajuan sertifikasi kepemilikan tanah di BPN.
Ulah Djoko Sukamtono yang belakangan diketahui sebagai orang suruhan SL ini, merugikan Idris lantaran kehilangan hak kepemilikan tanahnya.
Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Djoko Sukamtono kemudian diputus bersalah oleh Hakim Pengadilan Negeri Tangerang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Arif Budi Cahyono.
Hakim memvonis Djoko hukuman penjara 2 tahun 6 bulan penjara karena melanggar Pasal 266 Ayat 1 KUHP terkait tindak pidana pemalsuan surat autentik.
Barang bukti berupa fotokopi surat tanah SHM No. 05944 sampai SHM Nomor 05976/Dadap atas nama terdakwa Djoko Sukamtono diamankan, untuk digunakan dalam perkara lain.
Sedangkan sertipikat lainnya yang diduga hasil rekayasa SHM Nomor 05977 masih berada dalam penguasaan SL (*/pur)