Bendungan Pamarayan Akan Dijadikan Obyek Wisata. Begini Kelebihannya
Sabtu, 15 Agustus 2020
Edit
Sosialisasi Panji Tirtayasa |
"Kita akan dorong Pamarayan jadi obyek wisata unggulan agar obyek wisata kita ini lebih beragam. Ada obyek wisata pantai, pegunungan, wisata religi. Sekarang kita punya wisata peninggalan sejarah pada zaman Belanda,”ujar Pandji disela Sosialisasi Desa Wisata dan Benda Cagar Budaya di komplek Bendungan Pamarayan Lama, Jum’at, 14/8/2020.
Dikatakan Pandji, Bendungan Pamarayan Lama pada zamannya terbesar di Indonesia dan baru terkalahkan pada tahun 1962. Setelah tahun 1962 dibangun kembali Bendungan Jati Luhur.
“Setelah itu disusul Bendungan Gajah Mungkur, Bendungan Cirata, Bendungan Sabuling. Tapi sampai tahun 1962 (Bendung Pamarayan) ini adalah bendungan terbesar di Indonesia,”terangnya.
Guna menunjang destinasti wisata unggulan, sebut Pandji diantaranya membenahi jalan dengan dibetonisasi sebagai penunjangnya. Untuk saat ini obyeknya akan dikemas sebagus mungkin agar lebih menarik.
“Obyek sudah ada, cuma kemasannya yang akan kita benahi, dan kali mati akan dibangun danau buatan dan gubug-gubug agar terlihat indah,”terang Pandji.
Hadir pada sosialisasi tersebut, Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang, Hamdani dan puluhan warga dari sejumlah Kepala Desa di sekitar Bendung Pamarayan Lama.
Kepala Disporapar Kabupaten Serang, Hamdani mengatakan jika Pemkab Serang sudah membuat Site Plan atau rencana bangun kedepan tentang wisata Bendung Pamarayan Lama. “Kenapa, memang dasarnya punya ciri khas yang tidak dimiliki daerah lain. Sebelum zaman belanda membangun zaman Kesultanan Banten, Bendung Pamarayan sudah berfungsi untuk mengairi irigasi daerah Pontang, Tirtayasa, Tanara bahkan sampai Kecamatan Kramatwatu. Itu sejarah yang saya baca,”ujarnya.
Untuk saat ini, sebut Hamdani, pihaknya sudah membentuk kelompok warga sadar wisata warga setempat untuk dilatih bagaimana mempromosikan dan menjadikan pesonanya areal Bendung Pamarayan. (Red/*)