Kasus Demam Berdarah Meningkat Jumlahnya Di Sejumlah Daerah
Senin, 10 Februari 2020
Edit
Ilustrasi nyamuk demam berdarah net. |
Cipasera - Pada musim penghujan seperti sekarang ini masyarakat diminta waspada. Apa pasal? Sebab, menurut catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terjadi peningkatan pasien kasus demam berdarah dengu (DBD) beberapa daerah di Indonesia.
Menurut Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, daerah-daerah yang meningkat kasus DBD tersebut, yakni Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Sikka di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kabupaten Belitung di Kepulauan Bangka Belitung.
Data di Kabupaten Sikka, NTT mencatat, daerah ini peningkatannya paling tinggi dengan jumlah kasus DBD sebanyak 218, atau empat kali lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.
"Empat kali lebih banyak dari tahun sebelumnya. Dan kondisinya saat ini masih dalam proses pengendalian," kata Siti Nadia seperti dikutip Antara, 10/2/2020.
Sementara itu, Kabupaten Belitung peningkatan kasusnya cukup signifikan, sebanyak 150. Dan saat ini sudah mulai teratasi.
Sedangkan Kabupaten Ciamis juga mencatatkan peningkatan kasus sebanyak 37. Tetapi, kejadian DBD di daerah tersebut sudah dapat dikendalikan sejak awal Februari.
Sedangkan Kabupaten Temanggung mencatatkan peningkatan kasus sebanyak 48. Namun, situasinya sudah terkendali.
Untuk di Kabupaten Lampung Tengah, tanpa menyebutkan jumlahnya secara pasti, Nadia juga menyebutkan daerah tersebut mengalami peningkatan kejadian demam berdarah.
Sejumlah upaya pencegahan dan pengendalian telah dilakukan, baik dengan memanfaatkan sistem penyelidikan epidemiologi yang ditindaklanjuti dengan fogging, maupun imbauan kepada warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara menguras, menutup dan menyingkirkan atau mendaur ulang (3M) barang-barang yang dapat menyisakan genangan tempat nyamuk berkembang.
Namun demikian, meski upaya-upaya tersebut berjalan efektif, ada beberapa tantangan yang masih dihadapi oleh semua pihak dalam upaya pencegahan dan pengendalian, salah satunya adalah kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah, terutama sampah plastik pada tempatnya, tanpa disadari telah meningkatkan perkembangbiakan nyamuk pada barang-barang bekas yang terisi genangan air.
Dengan banyaknya kasus infeksi yang terjadi di sekolah, kurangnya kesadaran untuk membersihkan lingkungan sekolah juga masih menjadi tantangan dalam upaya pengendalian.
"Karena kita lihat sebagian besar anak-anak itu mendapatkan infeksinya dari sekolah. Artinya mungkin di sekitarnya masih banyak tempat-tempat perindukan nyamuk. Itu yang harus kita intervensi," katanya. (Red/ant)