Sulitnya Bikin Anies Nyungsep
Sabtu, 02 November 2019
Edit
Kalau dicermati, serangan masif ini seiring sukses mantan Rektor Paramadina memimpin Jakarta, yg kini dinobatkan sebagai Kota Terbaik Dunia di ajang Sustainable Transport Award (2019) di Forteleza, Brazil.
Sukses ini - cus meningkatnya ekspektasi Anies sebagai Capres 2024. Apalagi tampak sekali keseriusan Surya Paloh, Ketua Nasdem mendukung Anies sbg capres, dengan menggalang pengaruh. Surya kemarin mengunjungi markas PKS dan disambut hangat para petinggi partai tersebut.
Langkah Surya ini, diduga juga terkait pencalonan Anies 2024. Bukan sekadar silaturahim antar petinggi partai.
Memang harus diakui, dukungan masyarakat makin luas untuk Anies, dengan kata lain makin populer. Sebuah lembaga survey pernah menyebut, masyarakat makin percaya kepemimpinan Anies: 73%. Angka ini mengalah mantan Gubernur WNI keturunan, Ahok.
Dan luasnya dukungan terbukti pula kemarin. Begitu Anies dibully Ade Armando, muncul tagar #tangkap ade armando dan trending. Jadi bullyan ke Anies, alih alih bikin nyungsep malah makin meningkapkan elektabilitas Anies.
Jagad netizen atau publik pada umumnya memang kadang sulit diprediksi. Hasil bullyan bisa melenceng jauh. Psikografis tak bisa didekati dengan teori-teori psikologi sosial. Sebab hati dan insting masyarakat punya caranya sendiri dalam membaca isu dan sosok gubernur. Tak teraba, bahkan oleh ahli sekalipun.
Masyarakat mungkin merasakan, bahwa serangan atau bullyan terhadap Anies penuh pretensi menjatuhkan, menghinakan. Getaran ini sangat terasa. Bayangkan saja, rencana anggaran Aica Aibon Rp 82 miliar, yang ditulis oleh bawahannya, yakni Kepala Dinas Pendidikan, digoreng habis dengan menuduh Anies kriminal. Padahal itu baru rencana. Belum dieksekusi bahkan diakui sebagai kesalahan teknis, akibat sistem peninggalan Ahok E.Budgeting itu tak smart. Dan lagi bukan dilakukan oleh Anies.
Dari sinilah publik menilai, bullyan kepada Anies hanyalah tingkah hatters, ada udang di isu aica aibon. Alhasil, Anies tetap jadi Gubernur pujaan, makin naik elektabilitasnya. Pantaslah ekpektasi sebagai capres tak terkalahkan, seperti iklan motor: semakin terdepan...! (Teguh Wijaya)