Kapal Singapura Pencari "Kotak Hitam" Lion Air Berangkat Kamis
Selasa, 13 November 2018
Edit
Soeryanto (kiri) |
Cipasera - Komite Nasional Keselamatan Transportasi mendatangkan kapal dari Singapura untuk keperluan pencarian kotak hitam kedua, yaitu “Cockpit Voice Recorder” (CVR).
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, menjelaskan kapal tersebut merupakan kapal yang dilengkapi dengan penyedit lumpur karena diduga CVR terpendam dalam lumpur.
“Hari kamis siap dari Singapura berlayar ke sini. Kapal penyedot sudah ada di sekitar Pulau Seribu,” katanya.
Ia menuturkan ada banyak kemungkinan selain terpendam dalam lumpur, yaitu alat penangkap sinyal (pinker) terlepas dari CVR karena hantaman yang begitu kuat.
Pasalnya, Ia sudah menguji coba apabila CVR dipendam dalam lumpur, masih bisa mengeluarkan sinyal.
“Entah tertusuk, sehingga bolong karena ‘impact’ dan terlepas dari dudukannya, masih banyak kemungkinan saking kencangnya hantaman,” katanya.
Kotak hitam, baik itu CVR atau FDR sendiri sudah dirancang sedemikian kuat, yaitu tahan sampai 150 G, tahan di kedalaman hingga 6.000 meter serta tahan dibakar sampai 30 menit.
Untuk menemukan CVR itu, lanjut dia, dibutuhkan alat khusus, yaitu site scan sonar, multi beam, magneto, sub-bottom profiling untuk melacak keberadaan CVR, terutama apabila terpendam dalam lumpur.(Ant)