Kesaksian Muazin, Gelombang Tsunami Melompati Masjid Patoloan
Selasa, 16 Oktober 2018
Edit
Gambar ilustrasi |
Namun di tengah dahsyatnya gelombang tsunami, ada cerita yang diluar nalar alias ajaib. Yakni, utuhnya bangunan Masjid Jami Pantoloan di Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Palu. Padahal bangunan di sekelilingnya luluh lantak. Malahan kondisi masjid ini tetap berdiri kokoh.
Tak ada satu pun terlihat rusak di bangunan masjid, seperti bekas terjadi gempa dan tsunami di tempat itu.
Add caption |
Tembok di masjid itu pun juga tidak terlihat adanya noda sama sekali.Padahal, lokasi masjid berwarna hijau itu hanya berjarak sekira 50 meter saja dari pantai dan Pelabuhan Pantoloan.
Menurut Alif, saksi mata saat gempa datang, para jamaah pun langsung lari berhamburan keluar masjid karena takut tertimpa bangunan.
Namun, Alif, yang juga muadzin tetap meneruskan kumandang azannya hingga selesai baru kemudian lari keluar masjid.
"Saya waktu itu sedang ngambil air wudhu. Azan itu belum selesai berkumandang tiba-tiba diguncang gempa," kata Alif saat ditemui di Masjid oleh jamaah.
Alif menuturkan gempa itu membuat banyak jamaah berjatuhan sampai ada yang terpental keluar pagar masjid.
Tapi sebagian yang ada di masjid terus berdoa dan melantunkan dzikir di tengah kepanikan yang terjadi.
"Waktu gempa sampai ada yang tersalto keluar sampai pagar. Semua orang berdzikir waktu gempa," ujarnya menceritakan saat-saat mencekam itu terjadi
Alif menambahkan, tak lama setelah gempa, gelombang air tsunami yang begitu tinggi dan kencang itu datang. Anehnya, air laut sama sekali tak melanda masjid tersebut.
Alif menyebut gelombang air setinggi pohon kelapa itu justru melompati masjid tersebut dan terbelah setelah melewati kubah masjid.
"Saya lihat sendiri, para jemaah juga melihat. Air laut tidak masuk ke masjid sama sekali. Bahkan, ke halaman masjid pun tidak masuk, tapi dia naik ke atas melompati kubah masjid ini," kata Alif.
Melihat kejadian itu, Alif dan para jamaah yang ada di masjid pun dibuat terpana.
Mereka tak henti memanjatkan doa dan dzikir atas mukjizat yang baru saja disaksikannya.
"Kita semua di sini terus berdzikir," kata Alif.
Setelah gelombang tsunami berhenti, barulah air masuk ke dalam masjid melalui bagian belakang. Namun air itu tenang dan tak bergejolak.
"Air masuk ketika sudah surut. Posisi air datang dari belakang masjid dan setinggi sekira selutut," ucapnya.
Ismail (46) jamaah yang juga berada di dalam masjid saat tsunami terjadi, juga mengatakan, kalau air tsunami sama sekali tak menyerang Masjid Jami Pantaloan.
Menurut dia, semua itu terjadi semata karena kuasa dan perlindungan Allah SWT.
"Ini murni karena kuasa Allah karena memang tidak masuk logika. Sehari-harinya masjid ini dipakai untuk salat berjamaah, pengajian dan kumpul warga," kata Ismail. (Red/fb)