Cerita Tumbangnya Pohon Asam Berusia 50 Tahun Lebih di Tikungan Sarua
Minggu, 28 Oktober 2018
Edit
Pohon Asam kini jadi potongan kayu (Foto: tw) |
Cipasera - Warga Tangerang Selatan sering menjadikan pohon asam yang terletak di pojok kiri Kelurahan Sarua, di Jalan Sarua - Ciater itu penunjuk jalan. Pasalnya, dekat pohon asam setinggi 9 meter tersebut, ada satu pertigaan (10 m) yang ke arah Pamulang dan Serpong. Juga perempatan jalan ke arah Jombang Ciputat, yang menghubungkan ke Stasiun Sudimara hingga Ciledug. Sedang ke arah timur ke Pasar Ciputat.
Dengan adanya perempatan dan pertigaan yang berdekatan itu, tak hanya bikin macet tapi juga banyak orang sering bingung bila ingin ke Pamulang dan Serpong. Maka pohon asam yang letaknya di depan kios pangkas rambut Fadilah ini dijadikan patokan biar tak nyasar.
Tapi kini pohon asam tersebut tak bisa jadi ancer- ancer lagi. Sabtu 27/10/18, sekira pukul 18.30 pohon tersebut tumbang akibat hujan deras sejak pukul 17. 50. Dan menimpa enam mobil, kios dan merusak kabel listrik dan telepon. Akibatnya dua orang korban cukup parah dan kios rusak.
Yang paling parah yakni mobil sedan honda No B 1557 WQV, kap mobilnya ambles sampai ke tempat duduk. Sementara dua mobil masih bisa jalan. Sedang Avanza putih nopol B 1786 WOQ, Brio Putih B 1557 WOV, Brio B 2235 SFX, Mitsubishi Kuda B 1995 WVL harus dievakuasi.
Menurut Rachmat, Warga yang tinggal di Jln Sukamulya, Sarua, pohon asam tersebut umurnya sudah lebih dari 50 tahun. "Kalau tepatnya saya kurang tahu. Tapi sewaktu saya kecil pohon itu sudah ada. Dulu jalan Sarua - Ciater masih sepi dan belum di aspal," kata Rachmat yang kini mengaku berusia 64 tahun. "Kita dulu suka maen disitu. Dan orang - orang tua suka bilang pohon itu angker. Makanya, kita kaga boleh maen lama- lama disitu."
Mobil yang tertimpa ( Foto: Tw) |
Meski dia tahu cukup lama, Rachmat tak tahu siapa yang menanam pohon asam tersebut.
"Wah kalau yang tanam pohon itu kaga ngerti dah. Katanya sih sesepuh Sarua. Bibitnya dari kulon ( Banten). " kata Rachmat. "Mungkin dulu diambil dari Anyer. Zaman dulu kan jalan Anyer banyak pohon asem."
Boleh jadi Rachmat benar, asal pohon dari Anyer. Sebab dahulu jalan Pos atau Jalan Anyer - Panarukan di pinggirnya banyak ditanam pohon asam. Kabarnya pemerintahan Belanda menyukai pohon asam karena akarnya kuat, pohonnya rindang dan bisa berumur ratusan tahun.
Pohon asam sendiri berasal dari Afrika Hitam. Tapi sebagian menyebut dari India sehingga nama ilmiahnya Tamarindus Indica. Anehnya nama Tamarindus sendiri diambil dari kata bahasa Arab tamarind تمر الهندي tamrul-hindī. Artinya kurang lebih: Kurma India.
Uniknya lagi banyak orang bilang namanya Asam Jawa. Sebutan tersebut,konon, karena banyak ditemukan dalam masakan jawa.
Dan pohon asam yang rindang di pojok kelurahan Sarua itu sudah jadi potongan - potongan kayu dua meter. Dinas Penanggulangan Bencana dan Lingkungan Hidup Tangsel telah memotong - motong hingga larut malam, supaya jalan bisa dilalui kendaraan yang cukup padat di situ. (TW/berbagai sumber)