Semalam Di Pesantren, Pentas Penyair Dua Daerah
Senin, 30 April 2018
Edit
Para Penyair usai acara. |
Cipasera -Untuk kedua kalinya penyair Banten dan Lampung bertemu satu panggung dalam acara Semalam di Pesanten. Pertemuan sastra yang yang diisi baca puisi ini berlangsung di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Cilegon, Sabtu (28/4/2018) malam.
Para penyair yang hadir 10 orang. Penyair Lampung terdiri Isbedy Stiawan ZS, Syaiful Irba Tanpaka, Muhammad Alfarizie, Gunawan Parikesit, dan musisi Entus Alrafi Gd. Sementara dari Banten, yakni Teguh Wijaya, Ibnu PS Maganda, Humam S. Chudori dan Trip Umiuki. Pembacaan puisi dibuka oleh Trip Umiuki yang membaca satu sajak Untuk Nayla Seva. Trip tampak sekali sangat menghayati sajak yang dibuatnya. Tiap diksi dibaca dengan pas sehingga aura dan semangat perjuangan yg ada dalam puisi tertangkap.
Demikian dengan Isbedy Stiawan yang membacakan puisi tentang anak -anak Palestina. Isbedy meski membacanya tak banyak gerak namun mampu menghanyutkan pendengarnya, lantaran narasi puisinya sangat konstekstual.
Pimpinan Ponpes Darul Ishlah Ahmad Yusuf menyambut gembira persaudaraan penyair Banten dan Lampung dalam satu panggung puisi di pesantren.
Apalagi, menurut dia, tradisi berkesenian di pesantren sudah dikenal sejak lama. "Tradisi ini harus terus dipupuk dan digiatkan di kalangan santri dan santriwati," ujar dia.
Hal sama diakui Ketua Dewan Kesenian Banten Chavchay Syaifullah. Menurut dia, santri harus tidak asing dengan sastra karena dalam sejarahnya di Islam sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, dengan pertemuan penyair Banten dan Lampung memamg memiliki sejarah amat panjang. Hubungan Banten dan Lampung sudah dibangun jauh sebelum kolonial bercokol.
Para penyair membacakan puisi masing-masing. Dari Lampung, Syaiful, Gunawan, dan Alfa diiringi musik tradisional Lampung oleh Entus Alrafi.
Selain penampilan para penyair, acara Semalam di Pesantren itu juga diisi dengan kreasi seni dari para santri dan para seniman Banten.
Syaiful dan Chavchay mengharapkan pertemuan serupa bisa berlanjut di tahun muka.
"InsyaAllah tahun depan, Lampung bisa menjamu penyair Banten," ujar Chavchay.
Acara sama sebelumnya dilakukan di Lampung pada 28 April 2017 di Lamban Sastra Isbedy Stiawan ZS. Dalam kegiatan itu di-launching buku Mengeja Kitabkarya gabungan 11 penyair Lampung dan Banten. (*)
Editor:gueade