2 Januari Transaksi Export Tak Pakai Dollar US
Selasa, 12 Desember 2017
Edit
Hal itu dikatakan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo saat Launching Local Currency Settlement ( LCS) di Gedung BI, kemarin. Katanya, dengan perjanjian kerja sama ini ada beberapa manfaat atau benefit yang didapatkan oleh Indonesia dan kedua negara lainnya.
Selama ini transaksi perdagangan masih menggunakan dolar AS dab tidak efisien. Dengan langkah baru, bisa mengurangi ketergantungan dolar AS karena menggunakan mata uang lokal. Misalnya untuk Rupiah ke Ringgit bisa langsung dan tidak perlu membeli US$ dulu baru di konversi ke Ringgit.
Agus juga mengatakan, perdagangan antar tiga negara ini tercatat US$ 1,2 triliun atau sekitar 50% dari total perdagangan ASEAN. Indonesia dengan Malaysia rata-rata secara tahunan US$ 19,5 miliar dan Indonesia dengan Thailand US$ 15 miliar.
Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan Bank Indonesia Nanang Hendarsah menjelaskan, kerja sama ini akan mendorong pengembangan pendalaman pasar keuangan. Yakni mengurangi ketergantungan valuta asing (valas) dolar AS.
Gubernur Bank of Thailand Veerathai Santiprabhop yang hadir dalam acara itu menjelaskan, kerja sama ini bisa mengurangi ketergantungan penggunaan dolar AS yang volatil. Kemudian ini juga akan mempercepat transaksi antar negara dengan mengurangi step yang biasanya lebih banyak dilakukan di pasar keuangan.
"Kerja sama ini akan membuat transaksi perdagangan dan hubungan antar negara bisa lebih baik," jelas Veerathai.
Gubernur Bank Negara Malaysia (BNM) Muhammad bin Ibrahim mengungkapkan peluncuran local currency settlement framework ini bisa mendorong penggunakan mata uang lokal pada transaksi perdagangan antar negara.
"Ini akan memberikan dampak signifikan kepada negara karena bisa mempercepat transaksi pembayaran tanpa harus membeli US$ terlebih dahulu," imbuh dia. (red/t/dtk)
Selama ini transaksi perdagangan masih menggunakan dolar AS dab tidak efisien. Dengan langkah baru, bisa mengurangi ketergantungan dolar AS karena menggunakan mata uang lokal. Misalnya untuk Rupiah ke Ringgit bisa langsung dan tidak perlu membeli US$ dulu baru di konversi ke Ringgit.
Agus juga mengatakan, perdagangan antar tiga negara ini tercatat US$ 1,2 triliun atau sekitar 50% dari total perdagangan ASEAN. Indonesia dengan Malaysia rata-rata secara tahunan US$ 19,5 miliar dan Indonesia dengan Thailand US$ 15 miliar.
Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan Bank Indonesia Nanang Hendarsah menjelaskan, kerja sama ini akan mendorong pengembangan pendalaman pasar keuangan. Yakni mengurangi ketergantungan valuta asing (valas) dolar AS.
Gubernur Bank of Thailand Veerathai Santiprabhop yang hadir dalam acara itu menjelaskan, kerja sama ini bisa mengurangi ketergantungan penggunaan dolar AS yang volatil. Kemudian ini juga akan mempercepat transaksi antar negara dengan mengurangi step yang biasanya lebih banyak dilakukan di pasar keuangan.
"Kerja sama ini akan membuat transaksi perdagangan dan hubungan antar negara bisa lebih baik," jelas Veerathai.
Gubernur Bank Negara Malaysia (BNM) Muhammad bin Ibrahim mengungkapkan peluncuran local currency settlement framework ini bisa mendorong penggunakan mata uang lokal pada transaksi perdagangan antar negara.
"Ini akan memberikan dampak signifikan kepada negara karena bisa mempercepat transaksi pembayaran tanpa harus membeli US$ terlebih dahulu," imbuh dia. (red/t/dtk)