Gerai Starbucks Di Tangsel Terdampak Seruan Boikot Muhamadyah
Minggu, 02 Juli 2017
Edit
Cipasera.com- Seruan
boikot terhadap produk kopi Starbucks oleh
PP Muhamadyah mulai terasa dampaknya.
Hingga duahari ini, berita “pemboikotan” tersebut viral di medsos, salah
satunya di FB.
Takk cuma di FB, dua gerai kopi SB di Tangerang Selatan tampak sepi. Pantauan cipasera.com, dua gerai SB di Pondok Jaya dan BSD tampak sedikit tamunya. Malam Minggu yang biasanya ramai hanya terlihat beberapa orang yang sedang menikmati kopi.
Takk cuma di FB, dua gerai kopi SB di Tangerang Selatan tampak sepi. Pantauan cipasera.com, dua gerai SB di Pondok Jaya dan BSD tampak sedikit tamunya. Malam Minggu yang biasanya ramai hanya terlihat beberapa orang yang sedang menikmati kopi.
Menurut karyawan SB yang tak mau disebut namanya mengatakan,
pihaknya mendengar ada boikot dari Muhamadyah. Untuk itu ia enggan berkomentar,
“Itu bukan kewenangan saya untuk berkomentar. Saya cuma bekerja disini di
bagian pelayanan,” kata seorang karyawan. “Soal sepi, ini kan masih suasana
lebaran.
Mungkin pelanggan kami belum pulang mudik, Pak.”
Sejumlah masyarakat yang dihubungi terkait “pemboikotan” tersebut banyak yg mendukung
langkah PP Muhamadyah. “Ini pelajaran
bagus bagi pemilik Starbucks. Dia membuka gerai di Indonesia sampai 200. Pakai
bahan baku kopi dari Sumatra. Tapi tak mau menghormati nilai-nilai moral yang
dijunjung tinggi bangsa Indonesia, yang anti perkawinan sesama jenis
(LGBT),” kata Hendy, warga Ciputat yang mantan aktivis Muhamadyah.
Yang membuat Hendy tak habis pikir, CEO Starbucks Howard Mark
S melontarkan pernyataan yang sangat provokatif. Howard Mark yg pendukung kesetaraan kaum Lesbian, Gay,
Biseksual dan Transgender (LGBT), dalam pertemuan dengan pemegang saham Starbucks (2015), Schultz secara tegas
mempersilakan para pemegang saham yang tidak setuju dengan pernikahan sejenis
angkat kaki dari Starbucks. Dan hingga kini dukungan untuk LGBT belum dicabut.
“Wajar bila Muhamdyah membuat pernyataan memboikot,” tambah
Hendy.
Seperti diketahui, Kamis 29/6/2017, PP Muhamadyah mengeluarkan rilis, yang isinya menyikapi hal tersebut. Ketua bidang ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas menegaskan sudah saatnya pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk mencabut ijin Starbucks di Indonesia. Karena Ideologi bisnis dan pandangan hidup yang Schultz kampanyekan jelas-jelas tidak sesuai dan sejalan dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila.
Seperti dikutip Republika.co.id, Kamis (29/6), Anwar juga menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mempertimbangkan langkah-langkah pemboikotan terhadap produk-produk Strabucks. Karena jika sikap dan pandangan hidup mereka tidak berubah, maka yang dipertaruhkan adalah jati diri Bangsa sendiri.
Alih –alih pernyataan 2015 dicabut, CEO Starbucks Howard Schultz belum lama ini malah makin mempertegas “provokasinya”. Katanya, orang-orang yang hanya mendukung pernikahan beda jenis dan mengabaikan pernikahan sesama jenis tidak diperlukan di perusahan kedai kopi Starbucks. (Red/ts/ROl)