Tangsel Kekurangan Kamar Hotel Karena Marak Perselingkuhan?
Rabu, 19 April 2017
Edit
Lorong hotel |
Cipasera.com- Tertangkapnya oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) oleh suaminya sedang selingkuh di kamar hotel POP di Serpong Tangerang Selatan, belum lama ini, mengindikasikan hotel yang bertebaran di Tangsel dari kelas melati hingga berbintang, sering dipakai untuk selingkuh atau untuk berbuat mesum bagi pasangan tanpa ikatan perkawinan.
Dan ternyata, indikasi itu bukan isapan jempol. Belum lama ini Cipasera.com menginvestigasi sejumlah hotel di Tangsel. Hasilnya? 8 dari 7 Hotel yang ada, banyak dijadikan check in bagi pasangan tanpa ikatan perkawinan.
“Saya sudah sering mengantar penumpang yang cek in untuk selingkuh. Saya tahu selingkuh dari pembicaraan di telepon saat sudah di dalam taksi,” kata Jambrut, sebut saja namanya begitu –seorang sopir taksi. “Ceweknya masih muda sekali. Mereka naik dari Kebon Jeruk Jakarta. Laki-lakinya sudah nunggu di hotel.”
Suatu kali, kata Jambrut, ia dapat order dari hotel yang tak jauh letaknya dari Teras Kota, Serpong. Seorang wanita cantik sudah berdiri di pintu gerbang menunggu lalu menghampiri taksinya. Setelah taksi sudah melaju ke arah tol Rawa Buntu, wanita berusia sekitar 35 tahun itu minta balik ke hotel. Katanya, ada barangnya ketinggalan.
Setelah sampai di hotel semula, di jalan raya sebelum masuk hotel berdiri laki-laki yang masih sangat muda. Dia sepertinya mahasiswa. Si Wanita membukakan pintu dan si laki-laki itu masuk. Didalam mobil mereka berdua cekikan. Dan mereka minta diantar ke komplek mewah di Depok. Entah mau apa tak jelas.
Rupanya, check in dengan pasangan tak resmi di hotel di daerah Serpong tak menjadi masalah. Ini diungkapkan Ronald - bukan nama sebenarnya, petugas hotel. “ Kami tidak mengurusi moral masyarakat Pak. Kami hanya mengurusi orang yang mau menginap atau istirahat,” kata Ronald, sinis.
Menurut Ronald untuk menginap di hotel tersebut syaratnya hanya KTP atau kartu kredit yang masih berlaku. “Soal kamar buat tidur sama siapa, itu urusan pribadi,” tambah Ronald.
Hal sama juga berlaku di hotel –hotel yang ada di Tangsel. Menurut seorang direktur hotel yang tak mau disebutkan namanya, secara etik perhotelan internasuonal, hotel harus menjaga privasi tamu dan memberi pelayanan yang baik sesuai standar yang berlaku.
“Jadi kami harus menjaga privasi tamu. Apalagi untuk mereka yang memesan kamar VVIP. Bertanya kepada tamu pun dibatasi,” kata Direktur itu. “Jadi tak mungkin kami tanya, siapa nama wanita teman tidurnya.”
Barangkali karena mudahnya dan longgarnya aturan untuk check in di hotel yang ada di Tangsel sehingga banyak hotel yang dijadikan tempat selingkuh.
Berapa banyak tiap pekan pasangan selingkuh yang menggunakan hotel di Tangsel? Sulit dijumlahkan. Sebab, yaitu tadi, mereka yang ingin menginap tak perlu membawa surat nikah.
Namun sejumlah faktor yang mendorong
tingginya permintaan kamar hotel di Tangerang Selatan, terutama daerah Serpong. Salah
satunya karena kehadiran International
Convention Exhibition (ICE) BSD City. Bukan karena maraknya perselingkuhan.
Dengan serangkaian acara bertaraf
nasional dan internasional yang digelar di ICE BSD City, para peserta atau
pengunjung membutuhkan fasilitas menginap di sekitarnya.
Menurut Wakil Ketua Persatuan Hotel
dan Restoran Indonesia (PHRI) Tangerang Selatan Ande Sumanegara, okupansinya
sampai 80 persen setiap hari. Tangerang Selatan memang masih kekuarangan hotel.
Selama ini pemenuhan kebutuhan hotel ditopang oleh
apartemen. Mereka yang memilih apartemen, biasanya tinggal dalam waktu cukup
lama, sekitar dua hingga tiga minggu.
Saat ini total kamar hotel di Tangerang Selatan
tercatat 6.000 unit. Sementara untuk memenuhi permintaan kamar yang ada, paling
tidak dibutuhkan 5-10 hotel baru. (Ts/Red/Kc)