Selamat Ulang Tahun, Kabupaten "Tua" Pandeglang
Jumat, 31 Maret 2017
Edit
Oleh Rizky Irwansyah, Mahasiswa
Setiap 1 April Kabupaten Pandeglang merayakan Hari Jadi. Untuk 2017 ini berusia 143 tahun. Sebuah perjalanan yang cukup panjang. Ragam perkembangan serta perubahan juga mewarnai sejarah
Kabupaten Pandeglang, yang disebut "Negri Santri" ini.
Dalam sejarahnya, Kabupaten
Pandeglang ialah tempat untuk menyusun strategi untuk melawan kekuasaan VOC.
Banten yang pada saat itu dipimpin oleh Sultan Muhamad menjadikan Pandeglang
sebagai wilayah untuk menyusun kekuatan. Kekuatan kesultanan dipencar ke
pelosok Pandeglang seperti di kaki gunung Karang dan di pantai.
Pandeglang dalam percaturan sejarah
kesultanan Banten telah terbukti merupakan daerah yang strategis. Hal tersebut
bisa terlihat dari berbagai peninggalan sejarah yang terdapat di wilayah
Pandeglang. Semua itu bukan hanya membekas pada benda yang berwujud, tapi juga
membekas pada kultur kehidupan masyarakat
Pandeglang. Tak heran, Pandeglang
merupakan kota santri dan Pandeglang terkenal dengan daerah yang historis,
patriotis dan agamis.Lebih dari sewindu perjalanan
politik dan kepemimpinan Banten dikuasai oleh Dinasti. Hal itu membuat catatan
kelam tersendiri yang pada akhirnya berdampak pada Pandeglang yang menjadi
kabupaten tertinggal.
Dibuktikan berdasarkan Perpres No.
131 Tahun 2015, ditetapkan ada 122 Daerah Tertinggal. Untuk Provinsi Banten ada
dua kabupaten yang masuk kategori daerah tertinggal: Kabupaten Pandeglang dan
Kabupaten Lebak.
Suatu daerah ditetapkan sebagai
Daerah Tertinggal berdasarkan kriteria yang di antaranya, perekonomian
masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kemampuan keuangan
daerah, aksesibilitas dan karakteristik daerah.
Karena kurangnya pemahaman
masyarakat mengenai kebijakan pemerintah, korupsi, kolusi dan nepotisme
seolah-olah tidak bisa terhindarkan dari kabupaten dengan garis laut yang lebih
panjang dari daratannya itu. Tingginya tingkat kemiskinan, banyaknya angka
pengangguran dan rusaknya fasilitas umum serta kurangnya progres pembangunan
infrastruktur menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Pandeglang kurang paham
mengenai langkah yang diambil pemerintah.
MEA, KEK, dan Pandeglang
Meski usianya hampir satu setengah
abad, Kabupaten Pandeglang dirasa belum siap menghadapi persaingan pasar global
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Selain itu, Pandeglang yang mempunyai garis
pantai yang panjang menjadikan dirinya mendapatkan tugas menjadi Kawasan
Ekonomi Kreatif (KEK) dengan mengandalkan Pariwisata Tanjung Lesung sebagai
objeknya.
Hal itu tentu menjadi beban
tersendiri bagi kabupaten dengan masyarakat yang notabenenya hanya lulus
Sekolah Menengah Pertama (SMP), mengingat Kualitas sumber daya manusia yang
kurang memadai, dan insfrastruktur yang rusak. Harus diakui bahwa posisi
masyarakat Kabupaten Pandeglang sangatlah lemah untuk bersaing dalam kontestasi
ekonomi Asean.
Kurangnya perhatian pada pendidikan
dan tingginya angka kemiskinan mengakibatkan lemahnya masyarakat untuk bersaing
secara ketat dengan negara Asean. Kurangnya Kualitas SDM Kabupaten Pandeglang
berdampak pada masyarakat setempat yang hanya menjadi budak di negeri sendiri.
Artinya, penduduk setempat kalah bersaing dan lebih menghormati orang asing.
Harapan dan Doa untuk Pandeglang
Selamat bertemu dengan hari jadimu
yang ke 143, Pandeglang. Tentunya banyak doa dan harapan yang dipanjatkan
teruntuk kota tercinta ini. Harapannya pasti menjadi kabupaten yang
mencerdaskan dan berakhlak untuk menjadi masyarakat berkah yang diridai
Allah swt.
Selain itu, menjadi kota dengan masyarakat yang sehat—bukan hanya
kondisi tubuh sehat, tetapi harus juga sehat dalam pikiran.
Semoga di bawah kepimpinan yang
baru, Pandeglang dapat terus melesat jauh mengejar kemajuan dan kesejahteraan
masyarakat dan menciptakan generasi-generasi yang dapat mewujudkan cita-cita
bersama.(Source: Qureta)