Anugrah Seni Banten Untuk Nandang Aredea, Bing Slamet, Teguh Karya Diacungi Jempol
Kamis, 29 Desember 2016
Edit
Cipasera.com – Seniman ternama Teguh Karya, Bing Slamet dan 10 seniman Banten
mendapat penghargaan Seni dari Dewan Kesenian Banten (DKB). Yang mengejutkan
adalah munculnya nama Nandang Aredea, teaterawan kotemporer. Nandang yang karya
banyak dipuji masyarakat luar, justru baru kali ini diberi penghargaan, itupun
oleh DKB. Pemerintah pusat belum memberikan.
“Acungan jempol untuk DKB yang telah
mempelopori pemberian penghargaan, untuk Nandang Aredea. Nandang sangat pantas
diberi penghargaan,“ kata Wijaya, penggiat seni Jakarta.
Nandang Aradea dilahirkan di Ciamis,
Jawa Barat, 5 Juli 1971. Lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP
Bandung ini, sempat pula mengikuti kuliah program magister pada fakultas
penyutradaraan di Russian Academy of The Theatre Art (GITIS), Moskow, Rusia.
Ia adalah pengajar drama di Program
Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
(Untirta) Banten. Ia mulai mengenal dunia drama sejak masih menjadi mahasiswa
di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Bandung (sekarang
UPI). Di sana ia bergabung dengan UKM Teater Mahasiswa IKIP Bandung (kini Lakon
Teater) sejak tahun 1990, dimana ia sempat ditunjuk menjadi ketua teater kampus
IKIP Bandung yang selanjutnya ikut menggagasi pendiriaan Mainteater Bandung.
Pada 1995, ia terpilih sebagai wakil
aktivis teater kampus untuk Indonesia dalam The Festival of Australian Student
Theatre (FAST) di Latrobe University, Melbourne, Australia. Tahun 1998 ia
hijrah dari Bandung ke Banten, sejak saat itu menjadi pengajar di Untirta dan
mendirikan teater kampus bernama Teater Kafe Ide yang didirikannya bersama Wan
Anwar.
Tahun 2002-2006 bekerja di Moskow,
Rusia. Selama di Moskow, ia mengikuti berbagai pelatihan teater terutama pada
The Chekhov International Theater ke IV, Olimpiade Teater Dunia I (2001) dan
The Chekhov Internasional Theater Festival V (2003). Sekembalinya ke Indonesia,
ia mendirikan sebuah grup “teater profesional”, Teater Studio Indonesia. Nandang meninggal dunia 2013 lalu di
Serang.
Penetapan para penerima Anugerah Seni DKB 2016 dilakukan melalui seleksi yang ketat oleh Tim Seleksi Anugerah Seni Dewan Kesenian Banten 2016 yang terdiri dari: Chavchay Syaifullah (Ketua DKB), Helmy Faizi Bahrul Ulumi (Litbang & Advokasi DKB), Sulaiman Djaya (Komite Sastra), Rony Mansur Khalid (Komite Teater), Gito Waluyo (Komite Seni Rupa), Maulana Wahid Fauzi (Komite Sinematografi), Endang Suhendar (Komite Tari), dan Purwo Rubiono (Komite Musik).
Masih menurut Chavchay, Anugerah Seni DKB 2016 terbagi ke dalam dua kategori: 1) Kategori Pengabdian Sepanjang Hayat, diberikan kepada para tokoh yang sepanjang hidup hingga wafat berdedikasi penuh bagi kemajuan kesenian dan kebudayaan; 2) Kategori Pengembangan Proses Kreatif, diberikan kepada para pelaku seni yang hingga kini masih hidup menggeluti kesenian.
Untuk masing-masing kategori, Tim Seleksi memilih 6 orang. Anugerah Seni DKB 2016 untuk Kategori Pengabdian Sepanjang Hayat diberikan kepada: 1) Teguh Karya, 2) Bing Slamet, 3) H. Ilen, 4) Sarmani, 5) Moh Wan Anwar, 6) Nandang Aradea
Kategori Pengembangan Proses Kreatif diberikan kepada: 1) Rini Apriani (Bidang Tari), 2) Abah Yoyok (Bidang Sastra), 3) Ahmad Lugas Kusnadi (Bidang Musik), 4) DC Aryadi (Bidang Teater), 5) Rudi Gunawan (Bidang Sinematografi), 6) Gebar Sasmita (Bidang Seni Rupa).
Sebagai catatan, kedua belas orang yang menerima Anugerah Seni DKB 2016 itu, di samping dikenal sebagai pekerja seni yang memiliki integritas tinggi, mereka juga adalah pekerja-pekerja sosial. Mereka tidak hanya berkarya untuk kepentingan dirinya sendiri.
Acara penyerahan Anugerah Seni DKB 2016 akan dilaksanakan Jumat, 30 Desember 2016, Jam 15.30 WIB – di Studio Baraya TV, Graha Pena Radar Banten, Kota Serang. (Ts/*)