TKS di Tangsel Kebanyakan Karena Nepotisme
Jumat, 18 November 2016
Edit
Sebagian TKS ikut demo. (Foto : ist) |
Cipasera.com. Airin Rachmi Dhiani, Walikota Tangsel akan tegas melakukan seleksi terhadap pegawai Pemkot yang statusnya TKS (Tenaga Kerja Sukarela). Seleksi tersebut akan diberlakukan, khususnya TKS yang ditempatkan di kecamatan dan kelurahan. Bila tak lolos mereka akan diberhentikan atau dipecat.
“Tujuan tes ini ialah untuk pendataan TKS, apakah sesuai dengan jumlah anggaran yang dikeluarkan sesuai dengan hasil yang diperoleh oleh Pemkot. Soalnya anggaran sudah keluar tetapi kinerja dari TKS tidak ada,” ungkap Airin dengan serius di Setu, Jumat 18/11/2016.
Namun setelah diseleksi dan lolos, TKS akan diberi fasilitas perangkat kursus yang akan dioperasikan oleh TKS di tiap kecamatan dan kelurahan. Namun kursus tersebut untuk untuk masyarakat. yang ingin menambah keahlian di bidang yang diinginkan.
“Kita akan memberi perangkat kursus untuk masyarakat melalui kelurahan dan kecamatan. Apabila perangkat tersebut tidak dimaksimalkan, perangkat tersebut akan disimpan di dinas ketenagakerjaan Tangsel,” tegas Airin.
TKS di Tangsel tidak hanya ditempatkan di kelurahan dan kecamatan, tapi hamper semua SKPD ada TKS. Jumlahnya pun cukup besar. Menurut sebuah sumber di Pemkot, kebanyakan TKS yang diterima bekerja tidak diseleksi secara ketat, seperti layaknya penerimaan pegawai.
“Kebanyakan bawaan pejabat, anggota dewan dan tokoh masyarakat,” kata sumber Cipasera.com. “Nepotisme di Tangsel sudah sangat parah. Bayangin saja. Di kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat Bapaknya Lurah, sekretarisnya anaknya sendiri. Bagian pemerintahan saudara lurah. Demikian TKS yang ada semua masih kerabat lurah. ”
Sumber tersebut menyatakan, bila Walikota hendak membereskan TKS, harus tegas memotong system nepotisme. Mereka yang satu kantor berkerabat dipindah yang jauh. “Bukan Cuma seleksi basa –basi,” katanya. (A/ts)