Harta Andika Terbesar, Warga Sinis
Selasa, 29 November 2016
Edit
Empat Kandidat Gubernur Banten (Foto : Ist) |
Cipasera.com -Komisi Pemilihan Umum
(KPU) Banten telah mengumumkan harta kekayaan pasangan calon Gubernur Banten
dan Wakil Gubernur Banten. Pengumuman tersebut diposting di website resmi KPU Banten www.kpu-bantenprov.go.id .
Posteng tertanggal 28 November lalu.
Pengumuman harta kekayaan ini mengacu pada Surat dari Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) Nomor B-9476/10-12/11/2016 tentang Pengumuman Laporan Harta Kekayaan Calon Kepala Daerah. Surat KPK tertanggal 16 November 2016 ini ditandatangani Pimpinan Divisi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan.
(KPK) Nomor B-9476/10-12/11/2016 tentang Pengumuman Laporan Harta Kekayaan Calon Kepala Daerah. Surat KPK tertanggal 16 November 2016 ini ditandatangani Pimpinan Divisi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan.
Dalam suratnya kepada Ketua KPU Banten, KPK meminta agar Laporan Harta Kekayaan
pasangan calon kepala daerah ini disampaikan ke publik.
Adapun data harta kekayaan pasangan calon kepala
daerah Provinsi Banten sebagai berikut:
Pasangan Nomor Urut 1 (Dr. H.
Wahidin Halim, M.Si & H. Andika Hazrumy, S.Sos.,M.AP) :
Dr. H. Wahidin Halim, M.Si nilai
total harta Rp. 17.942.004.193, sementara H. Andika Hazrumy, S.Sos.,M.AP nilai
total harta Rp. 20.744.339.190,-
Pasangan Nomor Urut 2 (H. Rano
Karno, S.IP & H. Embay Mulya Syarief) :
H. Rano Karno, S.IP nilai total
harta Rp. 15.794.639.511,- dan USD 7.776, sedangnkan H. Embay Mulya Syarief
nilai total harta Rp. 2.097.176.000,-
Seorang warga yang dihubungi Cipasera.com mengatakan dengan agak kaget Andika Hazrumy menduduki urutan pertama alias terkaya. “Kaget aja, masih muda hartanya sudah Rp 20 miliar lebih. Harta darimana ya?” kata Dullah sinis, warga Kaujon, Serang. “ Lha WH yang tua aja kalah. Padahal dia sudah jadi pejabat puluhan tahun.”
Sebelumnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo mencium adanya aroma korupsi yang dilakukan oleh penguasa Banten sebelumnya untuk kepentinganPilkada Banten 2017. Penyidik pun tengah memantau dugaan tersebut.
Namun, ketika ditanya apakah korupsi
tersebut dilakukan oleh keluarga Ratu Atut Chosiyah, Agus Raharjo enggan menjawabnya. Dia hanya
memberikan isyarat dugaan ini masih ada hubungannya dengan kasus korupsi di
Banten yang pernah terjadi sebelumnya.
"Iya, tapi kita nunggu nanti
aja. Sebetulnya ada kejadian sebelumnya. Saya monitor, kami punya radar di sini
(Banten). Tapi itu agak besar," kata Agus Raharjo, saat usai menjadi pembicara sebuah diskusi di
Gedung PWNU Banten, Kota Serang, Sabtu (26/11/2016). (Ts/*)