Forum CSR Tak Profesional, Perusahaan Enggan Gabung
Selasa, 22 November 2016
Edit
Salah satu Bedah Rumah di Tangsel |
Cipasera.com -Ketua Forum Corporate Social Responsibility (FCSR) Kota Tangsel, Ali Samson Pane menyayangkan, banyak perusahaan besar yang berada di Kota Tangsel belum bergabung dalam FCSR) sehingga sulit melakukan koordinasi dalam melaksanakan CSR.
“Akibatnya belum gabung, realisasi CSR dilakukan masing-masing dan tak maksimal. Malah terjadi tumpang tindih dalam program pembangunan kesejahteraan sosial dan lingkungan,” papar Pane, Selasa 22/11/2016.
“Saya berharap seluruh perusahaan di Kota Tangsel bergabung dalam FCSR agar memudahkan koordinasi antar perusahaan. Juga mempermudah menyatukan dengan program pemerintah, untuk menuju peningkatan kesejahteraan dan kemandirian yang berkelanjutan,” tambah Pane
Hal senada diutarakan pula Kabid Permukiman Dinas Tata Kota Bangunan dan Permukiman Tangsel, Carsono, mengapresiasi keberadaan swasta yang telah merealisasikan CSR di Kota Tangsel dan aktif dalam FCSR.
“Sebagai channeling, FCSR itu penting. Hanya saja banyak pelaku usaha yang belum bergabung. Ke depan diharapkan semakin banyak yang bergabung untuk melengkapi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Carsono.
Dia menyontohkan, program CSR bedah rumah dan lingkungan cenderung sekadar direalisasikan oleh BJB (Bank Jabar) dan Sinar Mas Land, tetapi belum banyak perusahaan lain turut andil.
Friska Sitorus dari perwakilan Bank Mandiri menyangkal anggapan kalangan swasta belum mendukung program pemerintah dalam pendidikan, kesehatan dan keagamaan. “Kami dunia usaha sudah merealisasikan CSR, masyarakat ikut merasakan adanya bantuan fasilitas pendidikan, bantuan pengembangan ekonomi masyarakat. Memang diakui Bank Mandiri belum berkoordinasi dengan FCSR, tapi dalam CSR sudah berkiprah,” kata Friska kepada media online.
Humas FCSR Kota Tangsel, Khomsurizal mengharapkan pelaku usaha untuk bisa mengintegrasikan program tanggung jawab sosial dan lingkungannya agar masyarakat Tangsel lebih sejahtera.
Sebuah sumber menyatakan, keengganan perusahaan besar gabung karena FCSR tak profesional. Pengeloaan dananya juga tak transparan. "Harusnya tunjukan dulu profesionalismenya, jangan buru-buru berkoar," kata Ida dari sebuah perusahaan di Tangsel. (**)