Ayah Eno Parihah Sedih Ingat Kematian Anaknya
Rabu, 02 November 2016
Edit
Cipasera.com
- Sidang pembunuhan Eno Parihah, 18 yang dibunuh dengan kemaluan dimasuki
gagang cangkul di Pengadilan Negeri (PN)
Tangerang, Rabu (2/11/2016) menghadirkan mendengar keterangan saksi, Arif
Fikir, ayah Eno dan tiga teman
kerja Eno, Izroh, Hurairoh dan Atika.
Dalam kesaksiannya, Arif menjelaskan
anaknya baru bekerja enam bulan di PT
Polyta Global Mandiri, di RT 04/01, Desa Jatimulya Kecamatan Kosambi, Kabupaten
Tangerang. Eno tinggal di mess pabrik
baru satu bulan.
“Dia seminggu sekali suka pulang ke rumah,” kata Arif. Menurut Arif, anaknya tidak memiliki teman dekat pria
atau kekasih. Di mata Arif Eno adalah anak baik dan pendiam. Dia terkesan tertutup sehingga dia tidak tahu jika anaknya
tersebut punya masalah.
“Saya enggak tahu, dia enggak pernah
cerita,” jelas Arif dengan muka sedih dan matanya basah air mata.
Selama persidangan Arif memang
terlihat sedih saat menceritakan soal
anaknya. Suaranya pelan saat memberi keterangan kepada Majelis Hakim. Matanya
seperti basah mau nangis.
“Saya kalau harus cerita suka
teringat lagi, kasihan sama dia. Mataninya begitu, ” katanya.
Sementara berdasarkan keterangan
Izroh dan Hurairoh, sebelum mengetahui Eno meninggal, mereka merasa curiga,
karena kamar nomor empat digembok dari luar.
“Pas pagi-pagi pulang dari pabrik,
kita enggak bisa masuk kamar karena kamar digembok, saya kira Eno lagi keluar.
Tapi saat didobrak paksa sama penjaga mess, ternyata Eno sudah tergeletak
bersimbah darah di kasur dengan tanpa busana,” kata Isroh. (Ts/TN)