GEGER... LKS "Kokain Ganja" Kepala UPT Diduga Beri Rekom
Rabu, 26 Oktober 2016
Edit
Cipasera.com -Para
wali murid SDN 1 Serua Indah dan sejumlah SDN di wilayah Ciputat, Kota Tangsel,
kecewa lantaran kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Mathodah hanya menarik buku
LKS bermasalah dengan muatan “ganja” dan
kokain. Mestinya Dindik memecat Supandi selaku
UPT Ciputat dan menyeret pelaku penjual bukunya secara hukum.
“Supandi
jelas salah, dia kabarnya telah memberikan
rekomendasi kepada oknum-oknum wartawan untuk menjual buku di sekolah dasar.
Tanpa rekomendasi dari Supandi tak mungkin kepala sekolah SD di Ciputat berani
membeli buku LKS, yang kemudian dijual kembali ke murid,” kata Agung Sulistiana
kepada cipasera.com.
Hal serupa diungkap pula oleh Yandri, wali murid SD Ciputat 1. Menurut Yandri, harusnya Dindik menempuh jalur hokum kepada para pelaku supaya ada efek jera. “Kalau Cuma menarik buku, wali murid yang rugi. Kehilangan uang untuk membeli buku. Apa mau mereka mengembalikan uang kami?” Kata Yandri. “ Sebaiknya yg terlibat tuntut secara hukum,” tambahnya tegas
SN,
seorang guru di SDN Jombang membenarkan, sekolahnya berani membeli buku LKS bermuatan tulisan “ganja dan kokain” itu
karena suplayer bilang dapat rekomen yang ditanda tangani Supandi.
“Sebetulnya kami tak boleh jual buku di sekolah. Tapi karena ada rekomendasi atasan lewat surat, kami setuju saja. Sebab pengertian kami, kalau atasan sudah merekomen berarti itu ‘aman’. Eh nggak taunya ribut,” kata SN.
Supandi
yang didatangi ke kantornya untuk diminta konfirmasi tidak ada ditempat. “Pak
Supandi lagi ke kecamatan,” kata anak
buahnya.
Sementara
itu, dari hasil investigasi Dinas Pendidikan, buku LKS yang diterbitkan
penerbit Bina Ilmu itu sudah tersebar di 26 SDN di Ciputat dan enam SDN di
Pondok Aren. "Kepala SDN sudah kita panggil untuk klarifikasi persoalan
itu," kata Mathodah, Kepala Dindik Tangsel di SMA 2 Kota Tangsel.
Berdasarkan pengakuan kepala SDN, buku tersebut satu paketnya dijual Rp 80 ribu. Satu paket buku LKS terdapat sebanyak 10 mata pelajaran.
"Kita tidak pernah memerintahkan sekolah untuk membeli buku paket LKS," ucapnya. "Buku ini di luar kewenangan kita. Ada oknum yang memanfaatkan situasi ini," terangnya.
Sementara Kepala BNN kota Tangsel AKBP Heri Istu mengaku kalimat yang terdapat di buku LKS mengandung unsur narkoba yang diajarkan kepada anak sekolahan.
"Mungkin ada kesalahan dari penerbitnya. Kita akan panggil penerbitnya. Apakah ada unsur kesengajaan atau kelalaian," tegasnya. (T/M)
Berdasarkan pengakuan kepala SDN, buku tersebut satu paketnya dijual Rp 80 ribu. Satu paket buku LKS terdapat sebanyak 10 mata pelajaran.
"Kita tidak pernah memerintahkan sekolah untuk membeli buku paket LKS," ucapnya. "Buku ini di luar kewenangan kita. Ada oknum yang memanfaatkan situasi ini," terangnya.
Sementara Kepala BNN kota Tangsel AKBP Heri Istu mengaku kalimat yang terdapat di buku LKS mengandung unsur narkoba yang diajarkan kepada anak sekolahan.
"Mungkin ada kesalahan dari penerbitnya. Kita akan panggil penerbitnya. Apakah ada unsur kesengajaan atau kelalaian," tegasnya. (T/M)