Ngeri Tangsel: Pegawai Pejabat dan Anggota DPRD Pemakai Narkoba
Sabtu, 24 September 2016
Edit
Gambar ilustrasi (Foto: Ist) |
Tangsel- Kota Tangerang Selatan termasuk kota yang sudah lama dijadikan wilayah peredaran Narkoba oleh para
Bandar dari Jakarta. Banyak pengguna yang sering melakukan transaksi di kota
yang dulu digadang –gadang benama Cipasera itu.
Salah satu bukti adalah ketika di mobil artis kenamaan berinisial DR ditemukan sabu. Setelah dilacak tenyata sabu tersebut berasal dari seseorang yang beralamat di Bukit Nusa Indah, Sarua Tangsel.
Salah satu bukti adalah ketika di mobil artis kenamaan berinisial DR ditemukan sabu. Setelah dilacak tenyata sabu tersebut berasal dari seseorang yang beralamat di Bukit Nusa Indah, Sarua Tangsel.
Sayang, entah kenapa kasus Narkoba di mobil DR behenti begitu saja. Maksudnya, orang
yang beralamat di Bukit Nusa Indah
tesebut tak jelas nasibnya, ditangkap atau diadili. Tak ada kabar beritanya.
Tak hanya itu, pernah berredar kabar juga, aparat kelurahan Jombang juga ditangkap aparat karena
diduga terlibat peredaan Narkoba. Konon, pegawai kelurahan ini mengusai jaringan peredaan Narkoba di Jombang dan Sarua.
Jombang dan Bukit Nusa Indah adalah perbatasan wilayah kelurahan. Mungkin karena pernah pengedarnya diringkus, Jombang hingga sekarang dianggap rawan Narkoba oleh banyak pihak.
Jombang dan Bukit Nusa Indah adalah perbatasan wilayah kelurahan. Mungkin karena pernah pengedarnya diringkus, Jombang hingga sekarang dianggap rawan Narkoba oleh banyak pihak.
“Jombang dianggap ‘zona
merah’ peredaran Narkoba. Maksudnya zona merah sering menjadi transaksi peredaan
Narkoba,” kata Kuswanda, Kabid Rehabilitasi dan Penanggulangan Naza Dinsosnaketrans, Kota Tangsel, beberapa waktu
lalu usai diskusi pencegahan dan penanggulangan Narkoba di Rumah Singgah Setu, Tangsel.
Kuswanda tak memerinci zona merah Narkoba di mana saja. “Yang saya
tahu di Jombang saja. Tapi yang terpenting,
kalau ada pemakai tertangkap dan perlu direhabilitasi kami akan
menfasilitasi. Kami bekerjasama dengan BNND Tangsel dan Yayasan Mandalawangi
Banten. Kami kirim ke sana,” kata Kuswanda. “Kami sudah mengirim beberapa yang
harus direhabilitasi.”
Berapa jumlah pecandu Nakoba yang ada di Tangsel? Kuswanda
mengatakan tak punya data. Ia hanya mengutip sebuah data, 150 orang. Maksudnya,
yang direhabilitasi
“Ya mungkin itu yang tercatat dan terlapor. Yang tidak
terlapor mungkin lebih banyak. Orang yang memiliki kerabat pecandu kan jarang
yang mau lapor. Alasannya, malu. Padahal tak perlu malu,” kata mantan Kabid Dikdas Dindik Tangsel itu.
Jumlah 150 adalah dari 20 ribu pecandu. Data lain menyebut ada sekita 20 ribu orang pengguna Narkoba di Tangsel. Itu data yg berhasil dihimpun cipasera.com.
Kepala BNN Kota Tangsel, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Heri Istu Hariono pernah menyodorkan data , Tangsel sudah jadi zona empuk bagi para pengedar dan pengguna narkoba. Sebab letak geografis Kota Tangsel adalah kota penyangga ibukota Jakarta seperti Depok dan wilayah kota dan Kabupaten Tangerang. Tangsel menjadi salah satu wilayah yang paling dianggap Bandar aman dalam peredaran dan menyimpan Narkoba.
Di Kota Tangsel beberapa kasus pernah mencuat di media, terjadi penangkapan pengedar narkoba di
wilayah ini. Diantaranya ditangkapnya
bandar kategori kelas kakap oleh Polsek Ciputat dengan barang bukti ganja kering sebanyak 1,3
kwintal.
Tak hanya itu, fakta juga menyebutkan bandar besar ganja di perumahan wilayah Pamulang,
dan adanya home industri pembuatan Sabu di perumahan Vila Melati Mas Serpong.
Dari berbagai kasus, tergambarlah zona merah atau titik rawan narkoba di tujuh kecamatan dan 54
kelurahan di Kota Tangsel. Hasil riset , analisanya, semua wilayah dalam kategori
titik merah dalam peredaran dan penggunaan narkoba.
Rupanya Nakoba ini telah menyeret pegawai Kota Tangsel. Ada yang jadi pengedar
dan pengguna. Agustus lalu aparat kelurahan Lengkong Gudang Muhamad Rifai
behasil dicokok polisi saat mengedarkan sabu. Rifai tampaknya sudah lama jadi pengedar dan
memiliki konsumen cukup banyak.
Penangkapan terhadap Rifai merupakan
pengembangan dari kasus yang tengah didalami oleh Polsek Pamulang. Karena
sebelumnya, seorang pelaku lain bernama Deden telah diamankan lebih dulu oleh
Polisi.
Kepala Bagian Humas Polres Tangsel AKP Mansuri menuturkan, petugas menjebak pelaku dengan berpura-pura mengajak transaksi di suatu lokasi di Jalan Raya Serpong.
Kepala Bagian Humas Polres Tangsel AKP Mansuri menuturkan, petugas menjebak pelaku dengan berpura-pura mengajak transaksi di suatu lokasi di Jalan Raya Serpong.
"Saat pelaku tiba di Tempat
Kejadian Perkara (TKP), Polisi langsung meringkusnya dan menyita satu paket
sabu," kata Mansuri, Jumat (12/8/2016).
Tak Hanya Rifai, masih ada PNS Kota Tangsel yang jadi pengedar. Tapi yang parah, pemakai Narkoba sudah merasuki beberapa pejabat dan anggota DPRD Kota
Tangsel. Siapa saja mereka? Ikuti terus di cipasera.com sambungannya. (besambung).