Sudah Dikubur Setahun, Waluyo Pulang Cengar- Cengir
Rabu, 03 Agustus 2016
Edit
Waluyo, kaos orange tersenyum. (foto: Ist) |
Setahun lalu keluarga dan tetangganya
telah menguburkan jasad Waluyo, di pemakaman
umum. Namun, tak ada hujan tak ada angin,
tiba-tiba Waluyo muncul di rumahnya.
Waluyo mengetuk pintu rumahnya, dan sontak keluarga dan warga sekitar rumah
Waluyo di kampung Suryoputran PB/43 Kecamatan Kraton Yogyakarta kaget bukan
kepalang. Tak hanya itu, bahkan ada yang ketakutan, Selasa (2/8/2016).
Putri Waluyo, Anti Ristanti (32) mengaku sangat terkejut saat ayahnya muncul di rumahnya dan mengetuk pintu. Namun begitu, ketika mengetahui yang muncul benar benar adalah sosok ayahnya yang sebenarnya, ia justu sangat bahagia.
Putri Waluyo, Anti Ristanti (32) mengaku sangat terkejut saat ayahnya muncul di rumahnya dan mengetuk pintu. Namun begitu, ketika mengetahui yang muncul benar benar adalah sosok ayahnya yang sebenarnya, ia justu sangat bahagia.
"Awalnya ketuk pintu terus dan 'assalamualaikum'. Saya kaget, merinding, karena suaranya mirip
Bapak. Awalnya saya takut buka pintunya. Kaget semua, tetangga pada heboh,"
kata Anti, putri kedua Waluyo mengungkapkan saat bertemu ayahnya di rumahnya di Kampung Suryoputran PB/43
Kecamatan Kraton, Yogyakarta.
Waluyo selama ini berprofesi sebagai tukang becak dan seringkali pergi berhari hari dan kadang lama pulangnya. Kabar Waluyo meninggal berawal saat ditemukan seorang yang mirip Waluyo mengalami kecelakaan di daerah Gading, Wonosari, Gunung Kidul, DIY pada tanggal 1 Mei 2015 lalu. Anak Waluyo mengetahui kecelakaan dari media sosial Facebook. Dari gambar yang disebarkan korban mirip dengan Waluyo.
Keluarga kemudian memastikan di rumah sakit Nurrohmah di Wonosari tempat korban dirawat. Menurut keluarga, karena merasa itu Waluyo maka kemudian dipindahkan ke RS Sardjito Yogyakarta.
Selama enam hari dirawat di RS Sardjito dan akhirnya meninggal. Istri Waluyo, Alim Eskatinah (64) dan anak-anaknya lantas menguburkannya beserta para tetatangganya di pemakaman Suren, Patalan, Jetis, Bantul. Tempat lahir Waluyo. Mereka tak ada pikiran, yang dikuburkan tersebut bukan waluyo. Sebab wajahnya sangat mirip. Demikian pula baju yang dikenakan.
Waluyo selama ini berprofesi sebagai tukang becak dan seringkali pergi berhari hari dan kadang lama pulangnya. Kabar Waluyo meninggal berawal saat ditemukan seorang yang mirip Waluyo mengalami kecelakaan di daerah Gading, Wonosari, Gunung Kidul, DIY pada tanggal 1 Mei 2015 lalu. Anak Waluyo mengetahui kecelakaan dari media sosial Facebook. Dari gambar yang disebarkan korban mirip dengan Waluyo.
Keluarga kemudian memastikan di rumah sakit Nurrohmah di Wonosari tempat korban dirawat. Menurut keluarga, karena merasa itu Waluyo maka kemudian dipindahkan ke RS Sardjito Yogyakarta.
Selama enam hari dirawat di RS Sardjito dan akhirnya meninggal. Istri Waluyo, Alim Eskatinah (64) dan anak-anaknya lantas menguburkannya beserta para tetatangganya di pemakaman Suren, Patalan, Jetis, Bantul. Tempat lahir Waluyo. Mereka tak ada pikiran, yang dikuburkan tersebut bukan waluyo. Sebab wajahnya sangat mirip. Demikian pula baju yang dikenakan.
Maka ketika Waluyo dikabarkan hidup
lagi dan pulang , kemarin (2/8), hebohlah kerabat dan warga sekitar. Hingga malam, kerabat, tetangga atau teman
Waluyo mendatangi rumahnya untuk memastikan keadaan Waluyo.
Kabar yang beredar Waluyo hidup
lagi. Kerabat, teman, tetangga, mengetes Waluyo dengan meminta menyebutkan
nama-namanya. Dan Waluyo ternyata hapal nama-nama orang tersebut.
Hal ini yang meyakinkan bahwa dia
benar-benar Waluyo. Dia sering senyum dan cengar cengir dikira sdh mati.
Selama setahun Waluyo mengaku hidup menggelandang di Semarang. Tidur dimana saja dengan menjadi buruh serabutan. Lantas siapakah yang dikuburkan di Suren? Ada kemungkinan gelandangan korban tabrak lari. TS |