Mahasiswa SGU Serpong Resah Akibat Sengketa dengan PT BSD
Minggu, 14 Agustus 2016
Edit
Sengketa lahan antara PT. Bumi Serpong Damai atau PT. BSD dengan
pihak PT Swiss German University (Germany Center) diduga akan berlangsung lama dan seru. Tanda –tanda
terlihat saat siding pertama di Pengadilan Negeri Tangerang beberapa hari lalu.
Kesempatan mediasi yang diberikan pengadilan tak ditanggapi kedua belah pihak.
Pada sidang
perdata pertama dengan Hakim Ketua Wahyu Widyau hanya berlangsung sekiar 15
menit. Hakim menunda siding karena ada yang belum siap. Sidang akan kembali
digelar pada tanggal 24 Agustus 2016.
Gunawan kuasa hukum dari PT. BSD
mengatakan, pihaknya mengikuti saran dan kentetuan majelis hakim. Dia tak menampik, mediasi yang diberikan hakim berakhir deadlock.
Dalam gugatannya pihak PT.BSD
menggugat pembatalan perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) terhadap PT SGU
atas tanah dan bangunan yang dijadikan sebagai kampus SGU. Pihak PT.BSD menuding SGU melanggar
perjanjian kerjasama yang tertuang dalam perjanjian pengikatan jual beli (PPJB)
pada 2010.
Dipaparkan Gunawan, sejak MoU ditandatangani, pihak PT
SGU seharusnya mencicil uang lahan dan
bangunan yang telah dibangun oleh PT.BSD sesuai jadwal yang telah disepakati. Namun,
selama 2010 hingga 2016 ,belum ada pembayaran cicilan apa pun yang dilakukan
SGU kepada PT. BSD. Kemudian keduanya
pun melakukan mediasi.
PT.BSD pun kesal disebabkan PT SGU yang mengaku kesulitan untuk membayar
cicilan. Anehnya, justru PT SGU membuat
nama perusahaan baru PT Satria Graha Ultima yang kalau disingkat tetap SGU
juga.
Hal
itu diketahui setelah pihak PT.BSD mendapati informasi dari Bank Central Asia
(BCA) saat membantu SGU untuk mendapat
pinjaman dari bank swasta tersebut agar bisa mencicil hutang mereka. Maka PT.BSD pun mengajukan gugatan secara perdata
ke Pengadilan Negeri Tangerang.
Kuasa hukum SGU saat dikonfirmasi, mengelak dan tak
bicara. Alasanya, ia tak punya kewenangan untuk memberi komentar kepada pers.
Sementara, mahasiswa dan mahasiswi SGU resah dengan adanya sengketa dengan BSD. Pasalnya mereka takut kampusnya ditutup. "Tentu kami khawatir kalau kampus ditutup kami mau kuliah dimana?" kata Fredy. Fredy minta agar pihak rektorat memikarkan mahasiswa jika sewaktu waktu kampus ditutup. (TW)