17 Calon Haji Tangerang Termasuk Yang Ditahan Imigasi Philipina
Selasa, 23 Agustus 2016
Edit
Jakarta. 177 WNI masih ditahan Imigrasi Filipina karena memakai
paspor Filipina untuk terbang ke Arab Saudi untuk berhaji. Mereka ke Filipina setelah berangkat dari beberapa
tempat di Indonesia. 17 oang dari Tangerang.
Dirjen Imigrasi Kemenkum HAM Ronny Sompie mengatakan, hingga hai ini terkumpul 139 data dari 177 calon jemaah haji yang berada di Filipina. 38 Data jamaah masih verifikasi.
"Dari data kita melihat ada 18 sebaran kantor imigrasi yang memberikan paspor. Terbanyak dari kantor imigrasi Parepare dan kantor imigrasi Makassar," ujar Ronny menjawab pertanyaan di Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2016). Tapi Sompie tak memeinci Jemaah yang dari Tangerang.
Berdasarkan pengecekan sementara, paspor Indonesia yang dipakai 177 WNI itu resmi dan legal. "Kita tidak bisa melarang aktivitas warga ke luar negeri," kata Sompie.
Soal isu adanya sindikat dalam institusi tertentu yang terlibat dalam kasus ini, Sompie mengatakan sindikat jemaah haji tidak melulu melibatkan sebuah institusi, tetapi bisa juga hanya melibatkan calo.
Ronny menegaskan pemerintah punya kewajiban melindungi WNI pemegang paspor sehingga tidak menjadi korban penipuan seperti yang terjadi pada 177 WNI itu.
Dirjen Imigrasi Kemenkum HAM Ronny Sompie mengatakan, hingga hai ini terkumpul 139 data dari 177 calon jemaah haji yang berada di Filipina. 38 Data jamaah masih verifikasi.
"Dari data kita melihat ada 18 sebaran kantor imigrasi yang memberikan paspor. Terbanyak dari kantor imigrasi Parepare dan kantor imigrasi Makassar," ujar Ronny menjawab pertanyaan di Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2016). Tapi Sompie tak memeinci Jemaah yang dari Tangerang.
Berdasarkan pengecekan sementara, paspor Indonesia yang dipakai 177 WNI itu resmi dan legal. "Kita tidak bisa melarang aktivitas warga ke luar negeri," kata Sompie.
Soal isu adanya sindikat dalam institusi tertentu yang terlibat dalam kasus ini, Sompie mengatakan sindikat jemaah haji tidak melulu melibatkan sebuah institusi, tetapi bisa juga hanya melibatkan calo.
Ronny menegaskan pemerintah punya kewajiban melindungi WNI pemegang paspor sehingga tidak menjadi korban penipuan seperti yang terjadi pada 177 WNI itu.
Sementara , Menteri
Hukum dan HAM Yasona Laoly telah melakukan koordinasi dengan Kemlu untuk
mengupayakan 177 WNI itu kembali ke Indonesia.
Polri menyatakan agen-agen perjalanan yang memberangkatkan 177 orang warga Indonesia untuk berhaji melalui Filipina tidak memiliki izin penyelenggaraan ibadah haji dari Kementerian Agama.
"Dari hasil pengecekan di Kementerian Agama, umumnya mereka (agen perjalanan) enggak ada yang tercatat punya izin usaha keberangkatan ibadah haji," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Dari 70 dari 177 warga Indonesia yang gagal berangkat haji melalui Filipina berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan, dan sisanya dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Rinciannya, menurut Boy Rafli, 17 orang dari Tangerang, 11 orang dari Jepara (Jawa Tengah), sembilan orang dari Kalimantan Utara, sembilan orang dari Jakarta, delapan orang dari Jawa Timur, empat orang dari Jawa Barat, dua orang dari Yogyakarta, dua orang dari Jambi, dua orang dari Kalimantan Timur dan satu orang dari Riau. Tapi khusus jemaah dari Tangerang tak dirinci dari Tangerang mana. Kota Tangsel, Kota Tangerang atau Kab Tangerang. Masih diverifikasi.(TS/detik/antara)
Polri menyatakan agen-agen perjalanan yang memberangkatkan 177 orang warga Indonesia untuk berhaji melalui Filipina tidak memiliki izin penyelenggaraan ibadah haji dari Kementerian Agama.
"Dari hasil pengecekan di Kementerian Agama, umumnya mereka (agen perjalanan) enggak ada yang tercatat punya izin usaha keberangkatan ibadah haji," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Dari 70 dari 177 warga Indonesia yang gagal berangkat haji melalui Filipina berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan, dan sisanya dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Rinciannya, menurut Boy Rafli, 17 orang dari Tangerang, 11 orang dari Jepara (Jawa Tengah), sembilan orang dari Kalimantan Utara, sembilan orang dari Jakarta, delapan orang dari Jawa Timur, empat orang dari Jawa Barat, dua orang dari Yogyakarta, dua orang dari Jambi, dua orang dari Kalimantan Timur dan satu orang dari Riau. Tapi khusus jemaah dari Tangerang tak dirinci dari Tangerang mana. Kota Tangsel, Kota Tangerang atau Kab Tangerang. Masih diverifikasi.(TS/detik/antara)