Dr Siti Fadilah Supari: Vaksin Palsu Adalah Perang Asimetris
Selasa, 19 Juli 2016
Edit
Dr dr Siti Fadilah...(foto:Ist) |
JAKARTA- Terbongkarnya vaksin palsu membuat
gundah Dr dr Siti Fadilah Supari, mantan Menteri Kesehatan (2004-2009). Wanita
yang vocal memperjuangkan kesehatan di tingkat internasional ini, dua hari lalu
meluncurkan tulisannya di whatsapps group (WA). Berikut kutipannya:
Apakah issue vaksin palsu itu hanya kebetulan
? Bukan, itu adalah Asymmetric Warfare (Perang Asimetris)
Karena kita semua terlena membiarkan
kapitalis global dengan mekanisme pasar bebasnya merangsek ke segala
sudut hak-hak dasar kehidupan bangsa.
Ketika mereka hadir para tehnokrat kita,
politisi kita, komprador-komprador terpelajar dan rakyat kecil yang bodoh
berbondong (bondong-red) menyambut mereka seperti orang-orang
kelaparan mengelu-elukan dewa yang ramah dan baik hati yang datang
membawa makanan ....
Kita mendengarkan dan menjalankan apa yang
mereka perintahkan tanpa perlawanan. Bahkan kita buang tatacara kita berbudaya
dan hidup yang selama ini berdasarkan Pancasila dan UUD’45.
Ohhhh... bahkan UUD’45 pun menjadi UUD-2002
untuk menggelar karpet merah agar kita menjalankan perintah
tamu itu dengan patuh. Yang disebut hebat adalah yang nurut tamu (dajjal) itu.
Yang melawan dimarginalkan.
Kita sekarang telah berjajar telentang di
jalan aspal yang panas menunggu datangnya buldozer mereka yang akan melindas
tubuh kita. Buldozer itu datang dengan bermacam wajah tapi semua menyakitkan.
Salah satu buldozer itu skenario vaksin palsu, reklamasi yang menggusur
rakyat kecil, masih banyak lagi untuk aboriginisasi bangsa Indonesia.
Sebentar lagi berduyun-duyun rumah sakit
asing akan menyerbu Indonesia setelah rumah-rumah sakit kita terpuruk di
tuduh menyediakan vaksin palsu. Masya dibuat tidak percaya lagi (pada
rumah sakit Indonesia-red).
Sebentar lagi akan ada jargon "makanya
belilah vaksin import". Inilah kelengahan kita sebagai bangsa, kenapa
mendiamkan kapitalisme global dengan mekanime pasar bebasnya dianut dalam
politik ekonomi kita secara menyeluruh.
(Seharusnya sektor-red) kesehatan tidak boleh
masuk ke mekanisme pasar bebas tuan-tuan! Karena nyawa lah taruhannya
(!).
Menangis lah (!) Berteriaklah (!) tapi sudah
tidak ada gunanya. Kecuali kita hadapi untuk anak cucu kita. Kembalilah kita
kepada guidance kita pancasila dan "UUD’45 asli" untuk mengatur
negara ini.
Anda-anda semua sedang berperang dengan
assymetrical war menghancurkan NKRI.
Menteri yang hanya menurut
peraturan-peraturan internasional tanpa melihat kebutuhan rakyatnya sesuai
preambule UUD’45 (Asli), hanya akan memposisikan rakyatnya sebagai
korban Asymmetric warfare yang sekarang sudah mulai.