Rafidah, 17 Tahun Sudah Jadi Dokter
Selasa, 19 April 2016
Edit
Rafidah diapit orang tua usai wisuda. Kuncinya disiplin (Ist) |
SUKABUMI – Prestasi gemilang kembali
diukir mahasiswi kedokteran asal Sukabumi. Kali ini, alumnus SMAN 1 Kota
Sukabumi (Smansa), Rafidah Helmi yang baru berusia 17 tahun 8 bulan
menyandang gelar dokter muda di Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Sultan Agung (Unissula), Semarang.
Mojang kelahiran Sukabumi, 31 Juli 1998
yang merupakan putri ketiga pasangan dosen Sekolah Pembentukan Perwira
Lembaga Pendidikan Polisi (Setukpa Lemdikpol), AKBP (purn) Helmi dan
Rofi’ah ini segera diwisuda, Senin (18/4) mendatang bersama 224
mahasiswa lainnya.
Sebelumnya, prestasi membanggakan yang sama juga diukir kakak
kandungnya, Riana Helmi yang menyandang dokter termuda di usia 17 tahun 9
bulan di Universitas Gajah Mada (UGM). Prestasi kakak kandungnya itu
juga dicatat Museum Rekor Indonesia (Muri) pada Mei 2009 silam.
“Insya Allah Senin (18/4) saya wisuda,
dan lulus di Fakultas Kedokteran Unissula, Semarang. Alhamdulillah saya
merupakan lulusan dokter termuda,” ungkap Rafidah saat dihubungi Radar
Sukabumi, tadi malam (15/4).
Dari 224 temannya itu, hanya Rafidah
yang didaulat sebagai dokter termuda. Tak hanya itu, pada sebelumnya
Rafidah juga tercatat di rekor MURI sebagai lulusan SMA termuda dengan
nilai UN tertinggi se-Kota Sukabumi pada 2012 silam, dengan nilai
rata-rata 9,2. Pada saat itu dirinya masih berusia 13 tahun 9 bulan.
Rafidah mengaku bangga atas prestasi
yang diraihnya, bukan hanya menjadi lulusan termuda dan bergelar dokter
muda saja. Rafidah juga berhasil menyabet berbagai prestasi sejak duduk
di bangku SD. Meski menempuh waktu yang tidak sama dengan pelajar lain,
namun Rafidah sama sekali tidak merasa terbebani. Ia hanya belajar di
bangku SD selama lima tahun, lalu dilanjutkan ke SMP selama dua tahun,
dan bangku SMA yang juga akselerasi di usianya yang baru menginjak 14
tahun dia sudah menjadi mahasisiwi kedokteran.
“Alhamdulillah, rasa bangga tercurah lantaran bisa ikut mengharumkan nama Sukabumi,” imbuhnya.
Terpisah, Ketua Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) Kota Sukabumi, Dudung Koswara mengaku bangga mendengar
kabar anak didiknya menyandang dokter termuda. Bahkan ia berpendapat,
keberhasilan Rafidah Helmi yang lebih dominan berasal dari peran penting
orangtua yang menggiring potensi anak.
“Sedangkan sekolah ketiban untung.
Tetapi, pihak sekolah juga menyediakan guru yang hebat dalam mengarahkan
potensi pelajar inklusif ini. Karena pelajar seperti Rafidah ini
merupakan pelajar yang membutuhkan pendidikan khusus,” paparnya.Pria yang juga guru di Smansa itu menilai, kendati pendidikan akselerasi merupakan pendidikan yang berat bagi anak didik, namun karena kecerdasan dan ketaatan anak kepada orangtua, cita-cita anak dan orang tua ini bisa diraih dengan mudah.
“Apalagi orangtuanya ini merupakan dosen di Setukpa Lemdikpol, yang benar-benar disiplin dalam ilmu,” imbuhnya (RS)