Mahasiswa Tuding UIN Mata Duitan
Selasa, 05 April 2016
Edit
Salah satu demo di UIN (Foto: Ist)
Sekitar 100 mahasiswa UIN yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Patriotik(GPP) berunjuk rasa di samping kampusnya Ciputat – tepatnya depan bank mandiri UIN Syarif Hidayatullah, mempotes beroperasinya perusahaan parkir di kampusnya, Selasa (5/4/2016).
Menurut Muhaimin, pengunjuk rasa, demontrasi yang digelar kawan –kawannya karena sudah tak tahan melihat komersialisasi yang terjadi di kampusnya. “Semua hal dikomersilkan. Parrkir itu kan bentuk public sevice untuk mahasiswa yg memiliki kendaraan. Kenapa mesti bayar? Kata Muhaimin. “Ini sungguh keterlaluan. Kampus sudah mata duitan.”
Hal sama juga diungkapkan Muftie , Humas (GPP). Pihak kampus sangat agresif mencari uang dari mahasiswa sehingga apapun ditempuh. “Pertanyaannya kemana uang dari parkiran? Kerjasama sama antara kampus dan GP Parkir hanya mengutungkan segelintir oknum kampus dan perusahaan parkir.
“Kami menolak parkir berbayar di kampus. Kampus sebagai lembaga pendidikan sejatinya adalah tempat untuk memberi pendidikan, bukan lahan mencari keuntungan,” katanya.
Bagi Muftie, UIN telah berkhianat atas tanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai UU PT No. 12 tahun 2012 pasal 89.Selain itu, tarif parkir ditetapkan atas kesepakatan GB Parking dan pihak kampus tanpa melibatkan mahasiswa . Sehingga menghasilkan tarif Rp 1000 motor/masuk, Rp 2000 mobil/masuk. Tarif cukup mahal.
‘Dan pada kenyataannya, perjam Rp 1000. Bayangkan kalau kita belajar 7 jam berarti harus bayar parkir Rp 7 ribu. Ini sangat memberatkan, ” tegas Muhftie, (TYP)
Sekitar 100 mahasiswa UIN yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Patriotik(GPP) berunjuk rasa di samping kampusnya Ciputat – tepatnya depan bank mandiri UIN Syarif Hidayatullah, mempotes beroperasinya perusahaan parkir di kampusnya, Selasa (5/4/2016).
Menurut Muhaimin, pengunjuk rasa, demontrasi yang digelar kawan –kawannya karena sudah tak tahan melihat komersialisasi yang terjadi di kampusnya. “Semua hal dikomersilkan. Parrkir itu kan bentuk public sevice untuk mahasiswa yg memiliki kendaraan. Kenapa mesti bayar? Kata Muhaimin. “Ini sungguh keterlaluan. Kampus sudah mata duitan.”
Hal sama juga diungkapkan Muftie , Humas (GPP). Pihak kampus sangat agresif mencari uang dari mahasiswa sehingga apapun ditempuh. “Pertanyaannya kemana uang dari parkiran? Kerjasama sama antara kampus dan GP Parkir hanya mengutungkan segelintir oknum kampus dan perusahaan parkir.
“Kami menolak parkir berbayar di kampus. Kampus sebagai lembaga pendidikan sejatinya adalah tempat untuk memberi pendidikan, bukan lahan mencari keuntungan,” katanya.
Bagi Muftie, UIN telah berkhianat atas tanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai UU PT No. 12 tahun 2012 pasal 89.Selain itu, tarif parkir ditetapkan atas kesepakatan GB Parking dan pihak kampus tanpa melibatkan mahasiswa . Sehingga menghasilkan tarif Rp 1000 motor/masuk, Rp 2000 mobil/masuk. Tarif cukup mahal.
‘Dan pada kenyataannya, perjam Rp 1000. Bayangkan kalau kita belajar 7 jam berarti harus bayar parkir Rp 7 ribu. Ini sangat memberatkan, ” tegas Muhftie, (TYP)