Lukisan Imut Karya Ara Diminati
Selasa, 12 April 2016
Edit
Ara sedang melukis
Pernahkah Anda melihat lukisan
sekecil koin? Jika belum, karya-karya dari I Wayan Gd Smara Pradipta atau
dikenal dengan Ara, patut Anda simak.
Pemuda berusia 26 tahun ini telah
membuat sekitar 400 lukisan mini dengan berbagai objek, mulai dari yang
sederhana seperti gunting dan pohon, hingga bentuk-bentuk rumit seperti planet
Bumi, kapal bajak laut, hingga lukisan terkenal Vincent van Gogh, Starry
Night dan Scream.
"Saya mulai menggambar seperti
ini mulai 2014 lalu, tetapi baru fokus pada 2015," katanya kepada wartawan
BBC Indonesia, Christine Franciska.
Ara yang hobi melukis dari kecil mengaku
sempat patah semangat ketika mengetahui dirinya memiliki buta warna sebagian,
namun dia tidak ingin menyerah dan terus melukis.
"Yang paling sulit dari proses
(melukis obyek mini) adalah pewarnaan, karena saya buta warna parsial, jadi
tidak sensitif untuk membedakan warna. Dulu saya sering bertanya sama teman ini
warna apa? Ini warna apa? Tapi sekarang sudah tidak lagi karena ada aplikasi
identifikasi warna di ponsel yang memudahkan."
"Menggambar dengan detail juga
sulit, maka itu pengalaman menurut saya penting."
Ara menunjukan
keahliannya melukis obyek mini di kantor BBC Indonesia.
Lukisan mini atau miniature
painting bukanlah hal baru, namun karya-karya Ara telah menarik perhatian
banyak orang terutama di jejaring sosial Instagram.
Ara yang mengunggah berbagai
karyanya itu lewat akun @talkingtothewalls (diikuti lebih dari 15.000 pengguna)
mengaku senang dengan respons banyak orang terhadap karya-karyanya.
"Mereka itu selalu memberi
komentar dan kritik. Itu yang sangat membantu saya untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan di lukisan sebelumnya."
Satu
hari satu karya
Awalnya, proyek lukisan mini
merupakan hobi bagi Ara yang sehari-hari berprofesi sebagai penerjemah bahasa
Jepang.
Namun hobi ini mulai digarap serius
pada 2015, ketika dia menantang diri sendiri untuk melukis satu obyek satu hari
selama setahun.
"Untuk pembuktian diri, bisa
atau tidak saya berkomitmen. Ternyata bisa, lengkap 365 lukisan, saya waktu itu
melukis di mana saja, di stasiun, pinggir pantai, dan jadi oh ternyata
bisa!"
Walau telah memiliki banyak karya,
Ara enggan disebut seniman dan tidak mau cepat puas. "Ke depan saya ingin
menggambar lebih bagus dari kemarin dan keluar dari zona nyaman."
Tapi apakah karya-karya Anda dijual?
"Hmm...belum dulu, hehehe..." (BBC)